BANDUNG – Komunitas Hong memiliki program fokus dalam menemukan kembali permainan tradisional, dan melestarikannya.
Menurut Pengelola Komunitas Hong, Cecep, komunitas ini berdiri sejak tahun 2005, yang didirikan oleh Dr. Mohammad Zaini Alif. Hong sendiri artinya “menemukan”, yang didapat dalam ungkapan permainan petak-umpet, tradisi masyarakat sunda.
“Hong itu artinya “menemukan”, kita menemukan kembali permainan tradisional sunda, jadi bukan menciptakan ya. Penemuan ini atas hasil riset-riset yang di lakukan oleh sang pendiri yaitu Zaini Alif, atau sapaan akrabnya Kang Zaini” ujar Cecep kepada Jabar Ekspres.
Menurut Pengelola Komunitas Hong Cecep, riset penelitian yang di lakukan oleh Zaini terhadap permainan tradisional. Murni didasari hobi dan keresahan dirinya, terkait pelestarian permainan tradisional, yang semakin hilang di kalangan anak-anak.
“Permainan ini ditemukan hasil dari penelitian. Jadi beliau hobi terhadap permainan tradisional, dan salah satu alasan lain yaitu, kekhawatiran beliau saat melihat anak-anak sudah tidak memainkan permainan tradisional lagi,” tambahnya.
Selain itu, lestarinya suatu permainan tradisional, harus di barengi dengan fasilitas yang mendukung. Hasil penelitian yang ditemukan oleh Zaini, tentang mengapa anak-anak tidak bermain permainan tradisional karena :
- Tidak Ada Data
- Tidak Ada yang Mengajarkan
- Tidak Ada Lahan Untuk Bermain
Menjadi fasilitator, menjadi cara yang dilakukan oleh Komunitas Hong, dalam upaya melestarikan permainan tradisional sunda.