Upaya Komunitas Hong, Dalam Melestarikan Permainan Tradisional Sunda

BANDUNG – Komunitas Hong memiliki program fokus dalam menemukan kembali permainan tradisional, dan melestarikannya.

Menurut Pengelola Komunitas Hong, Cecep, komunitas ini berdiri sejak tahun 2005, yang didirikan oleh Dr. Mohammad Zaini Alif. Hong sendiri artinya “menemukan”, yang didapat dalam ungkapan permainan petak-umpet, tradisi masyarakat sunda.

“Hong itu artinya “menemukan”, kita menemukan kembali permainan tradisional sunda, jadi bukan menciptakan ya. Penemuan ini atas hasil riset-riset yang di lakukan oleh sang pendiri yaitu Zaini Alif, atau sapaan akrabnya Kang Zaini” ujar Cecep kepada Jabar Ekspres.

Menurut Pengelola Komunitas Hong Cecep, riset penelitian yang di lakukan oleh Zaini terhadap permainan tradisional. Murni didasari hobi dan keresahan dirinya, terkait pelestarian permainan tradisional, yang semakin hilang di kalangan anak-anak.

“Permainan ini ditemukan hasil dari penelitian. Jadi beliau hobi terhadap permainan tradisional, dan salah satu alasan lain yaitu, kekhawatiran beliau saat melihat anak-anak sudah tidak memainkan permainan tradisional lagi,” tambahnya.

Selain itu, lestarinya suatu permainan tradisional, harus di barengi dengan fasilitas yang mendukung. Hasil penelitian yang ditemukan oleh Zaini, tentang mengapa anak-anak tidak bermain permainan tradisional karena :

  1. Tidak Ada Data
  2. Tidak Ada yang Mengajarkan
  3. Tidak Ada Lahan Untuk Bermain

Menjadi fasilitator, menjadi cara yang dilakukan oleh Komunitas Hong, dalam upaya melestarikan permainan tradisional sunda.

Dalam hal data, Riset Penelitian terhadap permainan tradisional di daerah di Jawa Barat, kini telah ditemukan sekitar 300 jenis permainan, dan di Indonesia mencapai 2600 jenis, ini merupakan hasil riset dan penelitian yang di temukan oleh Zaini, selaku pendiri Komunitas Hong.

 

Komunitas Hong Punya Kegiatan Rutin

 

Dalam hal mengajarkan, Cecep menjelaskan, Komunitas tersebut rutin mensosialisasikan, cara bermain permainan tradisional, dalam bentuk kegiatan online maupun offline. Hal ini bertujuan, untuk menjangkau seluruh masyarakat yang ingin mengenal permainan tradisional

“Jadi selain dilakukan kegiatan disini, kita juga sering mengajarkan lewat online via aplikasi zoom. Disitu kitu perkenalkan ke anak-anak dengan menggunakan bahan seadanya, bisa juga melakukan permainan ini” Jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan