JABAR EKSPRES – Kenaikan harga telur ayam di pasaran hingga saat ini masih terus berlangsung. Bahkan, berdasarkan laporan yang diterima, dari 5 pasar yang ada di kota Bandung harga telur ayam telah menyentuh angka Rp32 ribu dari sebelumnya Rp28 ribu untuk per kilogramnya.
Menanggapi hal itu, Kepala bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jabar, Eem Sujaenah mengungkap bahwa kenaikan tersebut diakibatkan melambungnya harga pakan ayam.
BACA JUGA: Duh, Harga Telur Ayam Meroket di Kabupaten Bandung Barat, Ternyata Karena ini
“Terutama di pakannya, sehingga berimplikasi terhadap harga di pasaran,” katanya saat dikonfirmasi, Sabtu, 27 Mei 2023.
Eem mengatakan, banyaknya permintaan pasar juga menjadi salah satu faktor utama melambungnya harga telur ayam.
“Terus juga adanya bantuan pangan dari Bapanas (Badan Pangan Nasional) untuk pemberian telur ayam kepada keluarga yang teresiko stunting. dan masing-masing keluarga itu diberikan sebanyak 10 telur. Sehingga ini menyebabkan permintaan telur itu meningkat. Sehingga ketersediaan di pasar itu kurang dan otomatis mengalami kenaikan (harga),” katanya.
Berdasarkan hasil pantauan di 5 pasar Kota Bandung, harga telur telah berada di angka rata-rata Rp32.600 per kilogramnya
“Jadi harga di pasar Kosambi itu di Rp33 ribu, Andir Rp32 ribu, slSederhana, Rp32 ribu, Kiaracondong itu Rp33 ribu, dan Pasar Baru Rp32 ribu. Sehingga kita merata-ratakan mulai dari hari Kamis hingga Jumat (25/5) kemarin, itu di angka Rp32.600 per kilogram,” ungkapnya
Agar kenaikan harga telur tersebut dapat segera diantisipasi, Eem menuturkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Disperindag akan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Langka dari kami itu akan terus melakukan pemantauan harga untuk memastikan sejauh mana naiknya. Dan kita juga akan melakukan koordinasi dengan pusat juga dengan provinsi lain dan kabupaten kota du Jabar ini. Jadi ini dilakukan supaya kita bisa menekan harga,” pungkasnya.