Gempa Bumi Tektonik Guncang Kabupaten Sukabumi

JABAR EKSPRES – Wilayah Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat dan area sekitarnya, baru saja diguncang gempa bumi tektonik pada Sabtu, 27 Mei 2023.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat, hasil analisa guncangan tersebut menunjukkan bahwa gempa bumi yang melanda Kabupaten Sukabumi berkekuatan 3,2 magnitudo.

Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartono melalui Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, guncangan terjadi pada pukul 20.43 WIB.

“Gempa bumi ini berkekuatan 3,2 magnitudo. Episenter terletak pada koordinat 7.02 Lintang Selatan dan 106.63 Bujur Timur,” kata Rahayu melalui seluler.

“Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 9 kilometer Tenggara Kabupaten Sukabumi, pada kedalaman 3 kilometer,” lanjutnya.

Rahayu atau akrab disapa Ayu menerangkan, pihaknya menggunakan peta tingkat guncangan (Shakemap) untuk menggambarkan dampak gempa bumi.

“Dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Sukabumi dan Pelabuhan Ratu dengan Skala Intensitas II MMI (Modified Mercalli Intensity),” terangnya.

Ayu memaparkan, dari hasil laporan dan pengamatan tersebut, getaran gempa bumi cukup dirasakan oleh beberapa orang, hingga benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

“Namun sampai sekarang ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut,” paparnya.

Ayu menjelalskan, terkait jenis dan mekanisme gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Sukabumi, pihaknya memperhatikan episenter dan kedalaman hiposenternya.

“Dengan memperhatikan lokasi gempa bumi yang terjadi, merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cimandiri,” jelasnya.

Kendati tergolong gempa bumi dangkal, namun Ayu mengungkapkan, guncangan susulan bisa saja terjadi.

“Tapi hingga pukul 20:57 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan,” imbuhnya.

Ayu mengimbau, agar masyarakat bisa tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG,” pungkasnya. (Bas)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan