JABAR EKSPRES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB), telah memetakan daerah rawan kekeringan atau kesulitan air bersih ketika musim kemarau yang disebabkan oleh El Nino.
Diketahui, El Nino adalah suatu fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
BACA JUGA: Konflik Sudan, Mahasiswa IUA Asal Bandung Barat Terancam Gagal Wisuda
Kondisi itu dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
“Sebetulnya dari 16 kecamatan di Bandung Barat itu rawan kekeringan. Hanya saja yang selalu dilanda kekeringan itu wilayah kecamatan Saguling, dan saat ini masih kita petakan,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Jarot Prasetyo kepada wartawan, Sabtu (27/5/2023).
Pihaknya tidak merinci berapa desa atau lokasi wilayah permukiman penduduk yang rawan kekeringan, tetapi di setiap titik jumlah keluarga yang berpotensi terdampak berbeda-beda.
Meski demikian, kata dia, pada Mei 2023 ini, di wilayah-wilayah yang disebutkan rawan terdampak kekeringan itu, belum ada masyarakatnya yang mengajukan permohonan distribusi air bersih ke lembaganya.
“Sementara ini kita memiliki 6 mobil tangki air, dan jika ada warga yang membutuhkan air bersih. Petugas akan langsung mengentarkannya,” katanya.
Jarot menjelaskan, kalau sejatinya mitigasi resiko bencana kekeringan, sudah dilakukan pihaknya sejak April 2023 lalu. Hanya saja pada bulan tersebut, masih terdapat hujan turun. Dengan begitu, ketersediaan air bersih masih cukup terpenuhi.
Karena itu, BPBD Bandung Barat masih menunggu prakiraan yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatalogi dan Geofisika (BMKG).
Khususnya terkait prakiraan cuaca daerah di Kabupaten Bandung Barat yang berpotensi menimbulkan kekeringan selama kemarau.
“Komunikasi dengan pihak BMKG kita lakukan. Selain itu untuk mengantisipasi rawan kekeringan BPBD sudah berkoordinasi dengan SKPD terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup, Disperkim, Dinas Pertanian dan PUPR Bandung Barat,” tandasnya.
Berdasarkan informasi dari BMKG, fase La Nina diperkirakan selesai pada 2022 atau paling lambat pada Maret 2023 sehingga kekeringan dan kenaikan suhu berpotensi akan terjadi pada 2023.