Adaptasinya Perajin Ukiran Wayang Golek di Cileunyi

KREATIVITAS perajin seni di Cileunyi begitu banyak, dari mulai pembuatan sumpit, panahan, alat musik djimbe, angklung, hingga wayang golek pun ada.

Khususnya wayang golek, dimana kesenian khas sunda ini sudah terkenal hingga ke mancanegara. Dalang yang mahir memainkannya adalah Ki Dalang Asep Sunandar Sunarya dari kampung Giriharja, Jelekong, Jawa Barat.

Wayang golek tidak hanya dibeli oleh dalang atau pun orang-orang yang memang bergelut di dunia seni Wayang Golek. Namun termasuk juga masyarakat awam.

“Suka dibeli orang buat cindera mata, buat hadiah, pajangan juga,” ujar Riki (31) pedagang wayang golek di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Usaha tersebut, diakuinya sudah ia lakoni bersama adik-adiknya secara turun temurun dari sang ayah. “Saya bagian masarin, dan adik sebagai pengrajin,” tambahnya.

Namun penjualan Wayang Golek dan kerajinan tangan lainnya kini tak seperti dulu, Tempo lalu, semasa Riki masih anak-anak, turis asing masih banyak yang sering berkunjung. Digitalisasi mengubah segalanya.

“Dulu turis masih suka ke sini, waktu bapak masih ada. Sekarang online semua,” ucap Riki,

Penjualan berbasis online memang mendapatkan antusias dan respon positif di masyarakat, tetapi hal itu pun memaksa dirinya harus beradaptasi dengan keadaan.

Pada akhirnya, ia mesti bersaing secara global di ranah internet melaui jejaring sosial media maupun online shop.

Adapun menyoal harga wayang golek, berkisar dari Rp 50.000 hingga Rp 800.000, tergantung kualitas wayang golek yang diproduksi.

“Tergantung kereutna (detailnya),” tegasnya.

Riki dan keluarga seninya juga telah berinovasi. Ia mengaku, saat ini bisa membuat wayang golek karakter pesanan pembeli sendiri.

Tentunya dengan harga yang disesuaikan dari detail ukiran, warna, serta ukuran wayang golek,

“Bisa dari foto, atau pengen seperti apa juga bisa, alhamdulillah ada keahlian ukir di keluarga,” ucap Riki.

Untuk mempertahankan usaha turun temurun keluarganya ini, Riki pun beranggapan jika dirinya dan keluarga seninya, kini harus terus berinovasi.

Tidak bisa tidak, ia berusaha terus mengikuti alur teknologi yang terus maju bersama zaman, “Harus lebih bersaing lagi,” pungkasnya. (mufti)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan