JAKARTA – Berita terbaru dari dunia politik, kali ini mantan Direktur Utama TVRI, Helmi Yahya telah bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Keputusan tersebut diambil bersama dengan Irma Hutabarat. Melalui pernyataannya di halaman resmi PSI, Helmy Yahya, yang dikenal sebagai pembawa acara populer dengan gelar “raja kuis”, mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk bergabung dengan partai tersebut.
Pria yang lahir 6 Maret 1963 ini menyatakan bahwa dia merasa nyaman dan memiliki kesamaan pandangan dengan PSI. Selain itu, Helmy Yahya juga menyoroti konsistensi PSI dalam melawan korupsi.
“Setelah berdialog dengan banyak partai, saya merasa nyaman dan satu vibes dengan PSI. Hanya PSI yang, saya lihat, konsisten melawan korupsi. PSI nyata memerangi korupsi yang adalah biang dari semua masalah. Oke, saya akan banyak turun di isu ini. Saya melihat partai ini masih punya idealisme,” terang Helmy di Basecamp DPP PSI, Senin 22 Mei 2023.
Tidak hanya itu, sebagai seorang senior, Helmy Yahya berkomitmen untuk membantu dan memberikan dukungan kepada rekan-rekan muda di PSI.
Meskipun PSI dikenal sebagai partai yang didominasi oleh kaum muda, Helmy tidak melihat masalah dalam hal ini. Dia berharap bahwa kehadirannya di PSI dapat menjadi keseimbangan.
BACA JUGA: Grace Natalie Pakai Kerudung di Spanduk PSI, Warganet: Jualan Politik Identitas
“Saya sebagai orang tua, saya terpanggil untuk mendampingi, partai ini belum sempurna, partai ini menambrak sana sini, kita bantu meluruskan,” ujat Helmi.
Dia berjanji akan ikut membantu membimbing para rekan muda di PSI sebagai partai baru yang belum sempurna.
“Partai ini belum sempurna. Namanya juga anak muda. Tabrak sana, tabrak sini. Saya dan Irma akan membantu teman-teman muda yang luar biasa ini,” kata Helmy.
Sebelumnya, Helmy Yahya dikenal sebagai individu yang tidak berafiliasi dengan partai politik. Meskipun pernah diusulkan sebagai kandidat dalam kontes politik, ia bukanlah anggota partai, namun diusulkan oleh sebuah partai.
“Saya menikmati netralitas selama ini. Tapi, saya mikir, saya punya konten YouTube dan bicara perubahan, kemiskinan, dan hal-hal lain. Sudah ribuan video saya bikin. Tapi saya gak tahu apakah usulan-usulan saya didengar para pengambil keputusan. Karena ingin ide saya didengar pengambil keputusan, saya memutuskan masuk tempat pengambilana keputusan,” kata Helmy.