JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menerima Tim pembina Kabupaten/Kota Sehat (KKS) Provinsi Jawa Barat.
Tim Pembina KKS diterima langsung Wali Kota Bogor Bima Arya didampingi SekdaSyarifah Sofiah di Ruang Serbaguna, Gedung DPRD, Selasa (23/5).
Diketahui, kedatangan Tim pembina KKS dalam rangka pembinaan dan verifikasi dokumen di 9 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Bima Arya mengatakan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor 2019-2024 salah satu misi yang sering diberi penekanan, yakni Bogor sebagai kota sehat.
Bima mengaku, dengan berbagai kegiatan turunan yang diimplementasikan melalui OPD, Pemkot Bogor telah banyak melakukan ikhtiar terkait dengan peningkatan kebersihan dan sarana prasarana kesehatan.
Upaya tersebut membuat Kota Bogor mendapatkan banyak apresiasi dan penghargaan dalam hal kebersihan.
”Kota Bogor berhasil meraih Adipura setelah 28 tahun. Kita bicara soal membangun sistem, sarana prasarana, infrastruktur dan kultur terkait kebersihan,” ungkapnya.
Pemkot Bogor juga fokus kepada kegiatan-kegiatan implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang dibuktikan dengan meraih banyak penghargaan.
Mulai dari penghargaan tertinggi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk pelarangan iklan rokok dan kampung keren tanpa rokok serta penghargaan dari WHO dalam implementasi Peraturan Daerah (Perda) KTR.
”Dalam hal Kota Layak Anak, Pemerintah Kota Bogor sudah mendapatkan predikat Nindya dan terkait stunting angka penurunannya sudah cukup baik dan diapresiasi Provinsi Jawa Barat serta menjadi kota tingkat pertama di Jawa Barat dalam hal best practices SDGs,” bebernya.
Meski begitu, penghargaan yang telah diraih harus dikaitkan dengan ikhtiar Kota Bogor menjadi kota sehat dengan adanya peningkatan dalam kategori kota sehat.
Sebab, sambung dia, saat ini Pemkot Bogor masih dihadapkan dengan pekerjaan rumah, terlebih baru dua kelurahan di Kota Bogor yang dinyatakan ODF.
Kedua kelurahan tersebut yakni, Kelurahan Tegallega di Bogor Tengah dan Kelurahan Rancamaya di Bogor Selatan.
”Penilaian atau assessment ini mari kita jadikan evaluasi untuk memperbaiki sistem, meningkatkan yang sudah ada dan membangun kultur untuk menjadi kekuatan dan menjemput bonus demografi yang sangat potensial,” tukasnya. (yud)