Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Bersejarah Penuh Perjuangan

JABAR EKSPRES – Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) merupakan tempat pembinaan dan pengembangan kebudayaan. Berlokasi di Jalan Braga, Kota Bandung.

Bangunan tersebut merupakan karya dari G. J. Bel yang dibangun pada 1930 dengan fungsi tempat sebagai tempat hiburan.

Menurut sejarahnya, Yayasan Pusat Kebudayaan sering digunakan sebagai tempat pertemuan tokoh-tokoh pergerakan nasional, seperti Presiden Ir. Soekarno.

Mengutip dari laman resmi Yayasan Pusat Kebudayaan, pengelola gedung Leni Mulyawati mengatakan, gedung tersebut pernah melalui perjuangan yang keras dan panjang untuk tetap dapat mengakomodasi para pengelola gedung.

Kendati, hingga saat ini YPK sudah dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat (Disbudpar Jabar) sejak tahun 2015.

Ari, penjaga gedung YPK, mengungkapkan bahwa gedung tersebut sering digunakan sebagai tmepat latihan kesenian seperti pameran seni, teater, pameran foto, dan lainnya.

“Gedung ini sering digunakan sebagai pusat latihan kesenian seperti pameran, teater, dan pameran foto. Biasanya dipenuhi seniman-seniman yang menggelar aktivitas. Di luar itu, gedung ini juga terdapat beragam aktivitas yang bisa diikuti oleh umum,” tuturnya.

Sejarah mencatatkan bahwa, pada tahun 80-an, YPK selalu ramai oleh para seniman dan wartawan yang mengetik dengan mesin tik. Beberapa dari seniman tersebut adalah Barli Bing Slamet dan Asep Sunarya yang aktif berkreasi dan mengembangkan bakat.

Ari menambahkan untuk mengunjungi Yayasan Pusat Kebudayaan itu tidak dikenakan biaya.

“Untuk masuknya di sini gratis ya. Karena, ini dikelola langsung oleh pemerintah dan pengunjung bisa sepuasnya menikmati karya yang ada di sini,” tambahnya.

Salah satu pengunjung yang datang, Ais Putri (22) mengungkapkan bahwa dirinya datang untuk menikmati beragam seni dan sejarah gedung YPK tersebut.

“Aku sengaja datang ke sini karena penasaran dan mau menikmati karya seni yang ada di sini,” ucap Putri.

Gedung YPK diharapkan untuk popularitasnya tetap melekat pada masyarakat maupun wisatawan dari luar kota karena dapat menanamkan nilai-nilai sejarah kebudayaan nasional.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan