JABAREKSPRES – Kabar mundurnya mantan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi kini santer terdengar di kalangan elit politik Jawa Barat.
Mantan Bupati Purwakarta itu dikabarkan resmi keluar dari Partai Golkar yang sudah lama membesarkan namanya.
Berdasarkan informasi, Dedi Mulyadi dikabarkan sudah memberikan surat pengunduran diri kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Kepastian mengundurkan diri Dedi Mulyadi juga banyak dibicarakan oleh dikalangan internal partai Golkar
Untuk diketahui nama Dedi Mulyadi sempat menjadi pembicaraan setelah kasus perceraiannya dengan Ane Ratna Mustika yang merupakan Bupati Purwakarta.
Semenjak tidak lagi menjabat sebagai ketua DPD Partai Golkar, Dedi Mulyadi juga telihat masih aktif membuat berbagai konten video di media sosial.
Selain itu, untuk posisi Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat kemudian diganti dengan menunjuk Ace Hasan Syadzily sebagai Plh.
Sejak saat itu, Dedi yang awalnya dekat dengan kalangan media, sangat sulit untuk dihubungi.
Pria yang selalu menggunakan ikat kepala berwarna putih itu diketahui lebih aktif turun ke masyarakat dengan membuat berbagai konten video.
Dedi juga sempat menyalonkan diri pada Pemilihan Gubernur 2019 lalu. Waktu itu berpasangan dengan Dedi Mizwar.
Dedi Mulyadi sempat menjadi bahan pemberitaan media setelah sebagai saksi pada kasus korupsi Wakil Ketua DPRD Jabar Golkar Ade Barkah dan Siti Aisyah dalam perkara penggelapan dana Bansos.
Berdasarkan informasi yang beredar, Dedi dikabarkan akan pindah partai dan berniat bergabung dengan PDIP.
Ketika dikonfirmasi kepada Ketua DPD PDIP Ono Surono hanya menjawab dengan singkat kabar itu.
Menurutnya, kabar mundurnya Dedi sebetulnya bukan kali ini saja. Pada 2013 silam Dedi juga sempat menyatakan mudur dari Golkar dan akan bergabung ke PDIP.
‘’Akan tetapi pada kenyataannya masih tetap berada di Golkar,’’ ujar Ono ketika ditemui dikator KPU Jawa Barat usai melaksanakan pendaftaran Calon anggota Legislatif.
Meski begitu, Ono mengakui bahwa isu keluarnya Dedi dari Partai Golkar sudah diterima. Namun untuk kebenarannya bisa dikonfirmasi kepada yang bersangkutan.
“Jadi kita tunggu saja benar tidak apakah memang seperti dulu isunya, ingin masuk tapi ternyata tidak. Kita tunggu saja bagaimana sikap pa Dedi,” papar Ono yang merupakan putra daerah dari Kabupaten Indramayu itu. (yan)