JABAR EKSPRES – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan bahwa generasi Z dan generasi Y (milenial) mendominasi untuk kredit macet pinjaman online (pinjol) lebih dari 90 hari. Rentang usia generasi tersebut adalah 19 hingga 34 tahun.
Sebagaimana kita ketahui, generasi Y (milenial) merupakan mereka yang lahir pada tahun 1981 hingga 1996. Sedangkan, untuk generasi Z merupakan mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012.
Data statistik Fintech Lending (pinjaman online) mencatat, pada Februari 2023 kredit macet pinjol untuk rentang usia 19 hingga 34 tahun mengalami peningkatan 22,34 persen dibandingkan Februari 2022. Jumlah kredit macet pinjol mereka berjumlah Rp645,55 miliyar.
BACA JUGA: Ingat! Tantangan Ekonomi Tiap Generasi itu Berbeda
Di bawahnya, usia 35 hingga 54 tahun menjadi pelaku kredit macet pinjaman online berikutnya dengan jumlah Rp394,09 miliyar.
Pada Februari 2023, jumlah kredit macet pinjol perseorangan secara total mencapai Rp1,06 triliyun. Jumlah rekening penerima pinjaman aktif sebanyak 394.377 orang.
Kredit macet pinjol sendiri didominasi oleh kaum pria dengan jumlah Rp584,42 miliyar. Sementara, kaum perempuan mencapai jumlah Rp479,9 miliyar.
BACA JUGA: Jalin Kerjasama Bilateral, Belanja di Korea Selatan Bisa Pakai Rupiah?!
Kenapa Generasi Z dan Milenial Mendominasi?
Salah satu alasan dan faktor krusial mengapa kedua generasi ini mendominasi penggunaan layanan paylater dan pinjol adalah karena generasi Z dan Milenial sangat dekat dan familiar dengan teknologi.
Selain itu, dengan kondisi kelompok usia aktif yang saat ini bekerja dan mempunyai penghasilan membuat kedua generasi ini memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Ditambah dengan kurangnya literasi keuangan membuat kedua generasi ini sulit untuk menabung atau menginvestasikan uang yang mereka punya. Bahkan, uang yang mereka dapatkan kerap kali digunakan untuk memenuhi hal-hal konsumtif.
BACA JUGA: Macam-Macam Generasi Di Indonesia, Kamu Di Bagian Mana?
Kesimpulan
Dengan adanya kasus tersebut, setidaknya membuat kita sadar bahwa egoisme untuk memenuhi kebutuhan yang konsumtif sangat merugikan diri sendiri. Apalagi sampai terjerat pinjol dan terkena kredit macet karena tidak sanggup membayarnya.
Pengetahuan tentang literasi keuangan terkait menabung dan investasi bukanlah hal yang remeh temeh. Hal ini merupakan pengetahuan yang mahal dan sangat sulit diterapkan. (*)