Upaya pembangunan sebagai jalan keluar dalam hal penanggulangan banjir. Seakan menjadi alasan klise, yang tiap tahunnya kerap dilontarkan oleh para pemangku kepentingan.
BACA JUGA: Masyarakat Keluhkan Kursi Tunggu yang Kurang di Stasiun Cimekar, Kota Bandung
Indikator lain terjadinya banjir di Kota Bandung adalah, persoalan sampah yang tidak kunjung usai. Kopo-Citarip menjadi salah satu wilayah, yang genangannya diakibatkan oleh sampah dan tingkat sedimentasi yang cukup tinggi.
“Kopo Citarip itu sudah ada rupom, cuman penyampahan dan sedimentasinya tinggi. Begitu ditarik kemarin si pompa penuh dengan sampah dan lumpur yang menutupi pompa. Upayanya kita akan pindahkan ke jalan” ungkapnya.
Terkait isu mengenai masalah banjir di Kota Bandung yang sering terjadi akibat pasokan air yang mengalir dari wilayah Kabupaten. Didi menegaskan, itu tidak menjadi persoalan, pembangunan kolam retensi dan sumur imbuhan diperuntukan untuk menangani permasalahan tersebut.
“Sebenarnya kalo kita membebani kabupaten itu repot, dari atas dialirkan, di kita dialirkan, jadi paling bagus itu diselesaikan di kita, itu kenapa kita bikin kolam retensi dan sumur imbuhan. Mudah-mudahan kedepannya bisa dimasalkan” tegasnya.
Banjir menjadi masalah yang problematik di Kota Bandung. Bak akar rumput, penyelasaian banjir seharusnya dimulai dari bawah. Dari segi tata ruang, sistem drainase hingga akhirnya pembuatan inovasi, agar permasalahan ini bisa diatasi. (Mg1)
BACA JUGA: Bupati Bandung Usul Pembuatan 5 Danau Guna Atasi Banjir