Nasib Getir Nelayan Pantai Kampung Melayu di Tengah Limbah Hitam

AIR limbah berwarna hitam mencemari perairan sekitar Pantai Kampung Melayu, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), pada Rabu (3/5).

Imbasnya, aktivitas nelayan di Pantai Kampung Melayu terkendala. Bahkan harus rela tidak melaut.

Limbah minyak hitam itu memenuhi perairan di Pantai Kampung Melayu, baru diketahui masyrakat setempat pada Rabu pagi tadi.

Alhasil, hingga saat ini air laut pun berubah menjadi hitam. Seorang warga Kampung Melayu, Raihan mengungkapkan, disinyalir penyebabnya adalah tumpahan oli.

“Air laut pantai ini ketumpahan oli. Sekarang juga ramai warga sekitar di pantai untuk lihat kondisinya,” katanya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kampung Melayu, Khairul Bahri  menuturkan, bukan hanya aktivitas nelayan saja yang terkendala,

Pantai Kampung Melayu, kata Khairul, merupakan kawasan wisata pun terkena dampaknya. Terlebih wisata tersebut mengandalkan alam sebagai daya tarik utamanya.

“Di sini daerah wisata dan aktivitas nelayan saat ini berpengaruh apalagi minyak hitam ini untuk di tubuh sangat sulit menghilang, kemudian biota laut juga terdampak,” katanya.

Kendati demikian, dirinya mengaku belum tahu secara pasti sumber masalah limbah hitam tersebut.

Adapun sampai saat ini, lanjut Khairul, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar dapat mempercepat pembersihan Pantai Kampung Melayu.

“Sekitar jam 07.00 pagi tadi saat masyarakat beraktivitas ada tumpahan minyak hitam di pantai. Kami turun ke lapangan, dan benar ada,” lanjutnya.

“Kami juga hubungi beberapa pihak terkait, dan cepat respon sehingga jam 09.00 tadi sudah datang pihak polisi, Bakamla dan lainnya. Kami berharap ini agar segera ditindaklanjuti karena sangat merugikan,” ujar dia.

Ia menyampaikan dengan adanya kejadian ini akan ada kompensasi untuk masyarakat sekitar khususnya para nelayan yang mencari ikan di perairan sekitar.

“Jelas ini harus dibersihkan segera, dan tanggung jawab. Selain itu dapat memberikan kompensasi kepada yang terdampak. Tolong wilayah kita dibersihkan agar bisa ekonomi warga kami berjalan lagi,” kata Khairul Bahri.

Tinggalkan Balasan