JABAR EKSPRES – PT Natur Palas Indonesia yang dimiliki oleh Yamitema Laoly, anak dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Menkumham) Yasonna Laoly. Nama perusahaan ini sedang menjadi topik pembicaraan karena diduga terlibat dalam monopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa Lapas.
Yamitema Laoly adalah putra dari Yasonna Laoly yang menjadi viral setelah terbukti terlibat dalam perdagangan bisnis narkoba ilegal selama ia mendekam di penjara.
Sementara, Jeera Foundation adalah perusahaan yang didirikan oleh Gerhand Razaq, seorang mantan narapidana yang juga menjalankan kerjasama dengan PT Natur Palas Indonesia melalui merger.
Tujuan utama Jeera Foundation atau JEERA adalah memberikan dukungan kepada narapidana dan mantan narapidana untuk meningkatkan dan memperkuat kerja komunitas.
Hal ini diungkapkan oleh akun Twitter @PartaiSocmed, yang juga menyebut bahwa pemilik PT Natur Palas Indonesia adalah perusahaan yang dimaksud oleh aktor Tio Pakusadewo ketika diundang dalam podcast di channel Youtube Uya Kuya.
“Yang dimaksud Tio Pakusadewo pada bagian akhir video ini adalah Jeera Foundation dgn perusahaannya PT Natur Palas Indonesia yg memonopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa Lapas besar, dimana anak Yasonna Laoly jadi Chairman dan Co Founder,” tulis akun Twitter tersebut.
BACA JUGA: Dibongkar Tio Pakusadewo! Yamitema Laoly Jalankan Bisnis Kotor dalam Penjara
Tio Pakusadewo mengungkapkan beberapa kejanggalan yang terjadi di dalam Lapas. Selain itu, aktor berusia 59 tahun tersebut juga mengungkapkan cara para narapidana bertransaksi narkoba di dalam Lapas dengan menggunakan sinyal-sinyal tertentu.
Tio mengatakan bahwa ada pabrik narkoba di dalam Lapas dan para narapidana sendiri yang memulai inisiatifnya. Menurutnya, tanda-tanda yang menunjukkan bahwa akan ada transaksi narkoba di dalam Lapas adalah jika lampu di Lapas mati selama satu atau dua minggu.
“Ada namanya paket 18 juta. Istri nih dateng, istri-istrian, ciuman bisa pindah tuh dari mulut ke mulut tuh,” ujar Tio Pakusadewo menjelaskan cara transaksi narkoba di Lapas.
“Even pabriknya pun ada di dalem. Mereka bikin di dalem. Ini kartel ini. Yang menggagas itu bekas napi, terus menggaet anak menteri,” sambungnya.