JABAR EKSPRES – Apa itu nasi cadong? Belakangan ini viral jenis makanan bernama nasi cadong setelah aktor Tio Pakusadewo menceritakan pengalamannya selama menjadi narapidana kepada Uya Kuya di channel Youtube-nya.
Nasi cadong adalah jenis makanan yang diberikan kepada narapidana di penjara yang memiliki tekstur yang lebih keras daripada nasi yang biasa dikonsumsi masyarakat.
Makanan ini biasanya disajikan dalam keadaan hangat dengan menggunakan termos. Meskipun menjadi makanan khas penjara, tidak semua tahanan menyukai nasi cadong.
Baru-baru ini, sebuah video viral memperlihatkan alokasi makanan untuk narapidana di Lapas Kelas IIA Salemba, Jakarta Pusat, di mana hanya satu porsi nasi tanpa lauk dan sayur yang disajikan di sebagian daerah makan untuk para narapidana.
“Saya cukup tersiksa dengan kondisi cadong di sini, hampir setiap hari cadong yang saya dan teman-teman terima cuma nasi putih aja, paling cuma satu atau dua ompreng yang isinya lengkap, tapi selebihnya nasi gak ada lauk pauk dan sayur,” demikian keterangan dalam unggahan di akun @jadetabek.info, dikutip pada Selasa 20 September 2022.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, nasi cadong adalah porsi makanan bagi narapidana di penjara yang terdiri dari nasi dan lauk sederhana dengan rasa yang kurang menggugah selera.
BACA JUGA: Yasonna Laoly Bantah Anaknya Punya Bisnis Kotor di Lapas, Serang Tio Pakusadewo
Bagi tahanan yang ingin mencoba makanan lain, mereka yang memiliki uang perwalian dapat membeli makanan di kantin penjara, namun mereka harus meminta izin kepada sipir yang bertugas.
Menurut buku Pergumulan HMI di Pulau Seribu Masjid karya Darsono Yusin (2018), di masa lalu, nasi cadong dibuat dari campuran jagung, susu, dan gula, kemudian dibagikan ke desa-desa yang menderita kelaparan.
Namun, saat ini istilah nasi cadong lebih sering digunakan untuk menyebut makanan di penjara, yang terdiri dari nasi putih dan lauk sederhana.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa porsi nasi jenis ini cenderung kecil dan tidak cukup mengenyangkan.
Tekstur nasi tersebut juga sangat lembut karena terbuat dari beras yang memiliki kualitas rendah. Para narapidana menerima tiga kali jatah nasi cadong setiap hari, yaitu pada pagi, siang, dan sore.Lauk yang disajikan bervariasi, mulai dari tempe, tahu, telur, sayuran, hingga daging.