Gara-gara Antrean Panjang di TPA Sarimukti, Supir Rela Tidur di Armada Pengangkut Sampah

JABAR EKSPRES — Seusai Libur Idul Fitri 1444 Hijriyah, penumpukan sampah terjadi di sejumlah di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Keterbatasan armada pengangkut sampah dan akses jalan yang tidak ideal di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, KBB menjadi salah satu faktornya apalagi memasuki musim hujan serta sarana prasarana yang tidak memadai.

Baca Juga: Sampah Meningkat di Kota Bandung, DLH Jabar Segera Cari Solusi untuk TPA Sarimukti

Kondisi semakin parah dengan adanya penumpukan  pada masing-masing Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang berada di dua daerah tersebut.

Di Bandung Barat sendiri kondisi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Gedong Lima disebut semakin menumpuk imbas dari TPA Sarimukti yang sebabkan armada mengantri panjang.

Hal ini dikeluhkan oleh seorang supir armada pengangkut sampah asal KBB, Dendi Sobari mengatakan seusai lebaran tahun  2023 kondisi TPS Gedong Lima dan TPAS Sarimukti tidak kondusif.

“Masih ruwet, kondisi TPA Sarimukti, apalagi di lokasi TPS karena TPA sarimukti engga kondusif,” kata Dendi, Jumat 28 April 2023.

 

Menurutnya, antrean panjang armada pengangkut sampah di  TPA Sarimukti masih terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alat berat yang rusak serta  kondisi landasan semakin parah. Sehingga antrean sepanjang 3 kilometer mengular tak pelak bisa dihindarkan para supir.

 

“Antrean panjang masih terus terjadi, dikarenakan jalan landasannya sangat parah, belum lagi alat berat pada rusak, kamu sebagai supir sangat prihatin” tutur Dendi.

 

Kondisi tersebut membuat para supir terpaksa tidur di armada pengangkut sampah, menunggu antrean pembuangan.

 

“bukannya kami sebagai supir leha-leha, tapi mau gimana lagi setiap hari tidur di mobil di TPA, menunggu antrean kebuang,” jelas Dendi.

 

Kondisi seperti ini juga sebabkan pelayanan pengangkutan sampah ke masyarakat menjadi telat sehingga dirinya banyak mendapatkan komplain dari keluhan warga. Imbas dari antrean panjang di TPA.

 

“Tersiksa antrean terus seperti ini, sedangkan warga tidak tau gimana di pembuangan, selalu telat pengangkutan, tapi kami supir mau gimana lagi,”ujar Dendi.

 

Tinggalkan Balasan