BANDUNG – Setelah menyatakan keinginannya untuk maju dalam Pilgub Jabar di Pemilu 2024, sejauh ini elektabiltas Uu Ruzhanul Ulum belum mengalami kenaikan signifikan.
Berdasarkan hasil survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC), elektabilitas UU berada di posisi 12. Bahkan, masih di bawah 10 persen.
Menanggapi hasil survei ini, Direktur IPRC Firman Manan mengatakan, meski Uu Ruzhanul Ulum saat ini menjabat Wakil Gubenur, tapi elektabilitasnya masih belum terlihat baik.
Menurut Firman ada beberapa factor penyebab elektabilitas Uu rendah, di antaranya adalah elektabilitas partai yang menaungi Uu sangat lemah di Jawa Barat.
‘’Jadi PPP di Jabar memiliki elektabilitas rendah, ini menjadi salah satu penyebabnya,’’ kata Firman kepada wartawan belum lama ini.
Survei yang dilakukan dalam rentan waktu 1-7 April itu, mengungkapkan, PPP sendiri hanya memperoleh elektabilitas 3,2 persen dan berada di posisi ke 7.
Selain itu, faktor lainnya yang membuat Uu tenggelam adalah, pergerakan Wakil Gubenur masih dibawah bayang-bayang Ridwan Kamil.
Meski berdasarkan survei elektabilitas Ridwan Kamil tinggi, popularitas Uu tidak turut terdongkrak.
‘’Keberadaan Uu cukup terasosiasi dengan PPP, tetapi suara PPP mengalami penurunan sejak 2019,” katanya.
Firman menilai, selama menjabat Wakil Gubenur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum nyaris tidak memiliki panggung di pemerintahan.
Keberadaan Jabatan Wakil Gubernur hanya sebagai pelengkap. Bahkan Uu kurang piawai dlam memanfaatkan posisinya untuk selalu turun ke tengah masyarakat.
Meski begitu, Uu bukan tidak ada upaya untuk mendongkrak elektabilitas Uu Ruzhanul Ulum di Pilgub Jabar. Namun, beberapakali justru malah blunder dengan beberapa pernyataannya di media.
“Jadi sempat ada tapi justru blunder,” sambungnya.
Sementara itu, Board of Advisor IPRC Prof. Muradi mengatakan, salah satu tidak meningkatnya elektabiltas Uu adalah karena faktor Partai.
Muradi melihat, keberadaan DPW PPP di Jawa Barat lebih cenderung diam dan stagnan dan kurang bergerak dalam menyongsong Pigub Jabar pada Pemilu 2024.
“Partai kurang mampu melakukan manuver dengan baik,” cetusnya.
Bahkan untuk di Internal Partainya sendiri Uu Rhuzanul Ulum tidak memiliki posisi jabatan penting sebagai ketua.