JABAR EKSPRES- TNI telah memutuskan untuk memprioritaskan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang membutuhkan seperti ibu hamil, orang sakit, lanjut usia, dan anak-anak d ke Indonesia akibat konflik bersenjata di Sudan.
Tim evakuasi TNI, yang terdiri dari 39 prajurit, telah dikirim ke Sudan dengan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara jenis Boeing 737 untuk membawa WNI dari Port Sudan dan Khartoum ke Jeddah, Arab Saudi.
“Sementara ini yang kami terima (informasi nya) ada kurang lebih 291 (WNI) yang sudah standby di Port Sudan. Ini dari Kemlu (Kementerian Luar Negeri, red.) diutamakan ibu hamil, ada yang sakit juga, ada orang tua, dan anak-anak. Mungkin nanti akan kami dahulukan itu,” kata Laksamana Yudo yang dikutip dari Antara.
Dari Jeddah, WNI akan kembali ke Tanah Air menggunakan pesawat komersial. Saat ini, titik evakuasi terkonsentrasi di Port Sudan, tetapi TNI membuka kemungkinan mengevakuasi WNI yang berkumpul di Ibu Kota Sudan, Khartoum.
Konflik bersenjata yang terjadi di Sudan pada tanggal 22 April telah menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ribuan orang. Kementerian Luar Negeri RI mencatat ada 1.209 WNI yang menetap di Sudan, sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa.
Konflik bersenjata di Sudan merupakan situasi yang kompleks dan berkaitan dengan sejumlah faktor, termasuk sejarah panjang negara tersebut, dinamika politik, dan agama.
Pada tahun 2023, konflik bersenjata terjadi di Sudan antara tentara Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
Ketegangan mulai muncul ketika ada upaya melebur RSF menjadi bagian dari tentara Sudan. Pertempuran terjadi sebagian besar di ibu kota Sudan, Khartoum, dan meluas ke wilayah sekitarnya.
Setidaknya 100 lebih orang dilaporkan meninggal dunia, dan ribuan warga luka-luka akibat konflik bersenjata tersebut.
Dalam situasi tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan TNI telah mengirim tim evakuasi ke Sudan untuk membantu mengungsikan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah tersebut.