JABAR EKSPRES- Kamu tau nggak kalau sejarah Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dulunya barang eksklusif yang nggak semua orang bisa beli.
Bahkan, air ini hanya tersedia di hotel berbintang dan hanya dikonsumsi oleh tamu luar negeri atau wisatawan asing.
Tirto Utomo, yang saat itu bekerja di Pertaminal adalah pencetus AMDK di Indonesia. Kesulitan mendapatkan AMDK untuk disuguhkan ke tamunya dari luar negeri membuatnya berpikir untuk mendirikan perusahaan. AMDK sendiri, yaitu Aqua.
Aqua hadir pertama kali pada 1973 di bawah naungan PT Aqua Golden Mississippi, dengan nama “Puritas”. Namun, 2 tahun kemudian mengganti nama ke Aqua karena penyebutannya yang sulit.
AQUA 100% Pada 1978, Aqua yang saat itu dalam kemasan kaca sulit terjual. Tirto pun memproduksi Aqua dalam kemasan botol plastik kecil dan lebih mudah diterima masyarakat.
Pada 2000-an, perusahaan AMDK lainnya mulai hadir di Indonesia. Berbagai merek AMDK dengan harga yang berbeda sudah mudah ditemui di banyak toko seperti, Vit, Nestle, Cleo, Ades, Club, Purelife, dan merek lain.
Masyarakat pun sudah banyak membeli karena harganya tidak lagi semahal dulu. Berkembangnya inovasi membuat air minum hadir dalam berbagai kemasan, seperti galon (isi ulang atau sekali pakai), botol kaca premium, botol plastik berbagai ukuran dan kaleng.
Tidak hanya itu, air kemasan juga hadir dengan berbagai kandungan yaitu oksigen dan pH tinggi, yang menawarkan manfaat untuk kesehatan.
Pada 2022, produksi air minum kemasan mencapai 30 miliar liter dengan nilai penjualan Rp48 triliun. Namun, AMDK juga memunculkan kekhawatiran, karena bisa terjadinya eksploitasi sumber mata air yang berlebihan dan limbah plastik yang mencemari lingkungan.
Itulah penjelasa singkat dari sejarah air minum dalam kemasan, semoga bermamfaat dan dapat menambah wawasan.