Status Operasi TNI di Papua Ditingkatkan jadi Siaga Tempur

STATUS dari operasi militer Tentara Negara Indonesia (TNI) menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) Papua, dinaikkan.

Saat ini, status operasi telah berubah menjadi siaga tempur. Keputusan itu diambil Panglima TNI, Laksama Yudo Margono menyusul adanya serangan KKB Papua di Nduga, Papua Tengah.

Serangan tersebut, mengakibatkan jatuhnya korban dari pihak TNI. Termasuk telah melukai 4 prajurit lainnya, serta empat orang masih belum diketahui keberadaannya.

Sedari awal, dia menegaskan bahwa pihaknya bakal melakukan operasi penegakan hukum, yakni dengan cara soft approach.

Namun, kata Yudo, keputusan awal itu mesti diubah setelah melihat kondisi yang menimpa prajurit TNI.

“Khususnya di daerah tertentu, ya kita ubah operasinya menjadi operasi siaga tempur,” katanya, melansir Disway.id, pada Selasa (18/4).

Yudo mengungkapkan, kondisi ini sama halnya seperti siaga tempur Natuna. Jadi, lanjutnya, apabila di Natuna ada operasi siaga tempur laut, di Papua ada operasi siaga tempur darat.

“Tentunya kita tingkatkan menjadi siaga tempur untuk pasukan kita, sehingga naluri tempurnya terbangun untuk itu,” lanjut Yudo.

Sebelumnya, satu orang prajurit TNI dari Satgas Yonif 321/GT dilaporkan gugur dalam insiden penyerangan di Mugi Mam, Nduga, Papua Pegunungan, pada Sabtu (15/04).

Korban, Pratu Miftahul Arifin, dikabarkan gugur saat melaksanakan pencarian Pilot Susi Air. Pratu Miftahul dinyatakan meninggal dunia usai tertembak dan terjatuh di jurang sedalam 15 m.

Dalam keterangannya, Kapendam XVII Cenderawasih, Kol Kav Herman Taryaman juga membenarkan penyerangan teroris OPM di wilayah Mugi-Mam, Nduga terjadi pada Sabtu (15/4). Dalam insiden itu, satu prajurit bernama Pratu Miftahul Arifin dinyatakan gugur.

“Bahwa kejadian tersebut benar yaitu Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas dalam rangka pencarian pilot susi air di wilayah Mugi-Mam Nduga diserang dan ditembak oleh gerombolan KST,” ungkap Herman.

“1 Orang Prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin tertembak dan jatuh ke jurang sedalam kurang lebih 15 meter dan yang bersangkutan diketahui meninggal dunia,”katanya.

Sementara itu, diwaktu yang sama Kolonel Kav Herman Taryaman juga menjawab isu 6 prajurit gugur, 9 disandera dan 21 lainnya belum diketahui nasibnya akibat serangan teroris OPM di wilayah Mugi-Mam, Kab. Nduga, Papua Pegunungan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan