JURU bicara dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sabby Sambon menyampaika, hingga saat ini sebanyak 9 pucuk telah di tangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Dalam video yang diunggah di akun TikTok @pace_hepo016, Sabby meminta agar operasi militer sebaiknya dihentikan. Lebih baik berpindah menuju meja perundingan.
Dari sebaran rekaman suara yang beredar di media sosial, Sabby mengatkan jika penyerangan tersebut juga karena adanya penyerangan yang dilakuka oleh TNI pada 23 Maret lalu yang menyebabkan tewasnya warga sipil.
“Dari hari Sabtu hingga hari ini Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) masih berperang dengan TNI,” ungkap Sabby, melansir dari Disway.id, pada Senin (17/4).
Video juru bicara dari TPNPB itu, beredar luas di media sosial. Dirinya menegaskan bahwa OPM akan terus melakukan perlawanan.
Selain itu, kata Sabby Sambon, penyerangan TNI tersebut merupakan kelanjutan Deklarasi Yambi Puncak Jaya pada 2017 silam.
Menurutnya, saat ini rakyat Papua belum semuanya maju, jika orang asli Papua maju tidak hanya TNI yang akan dihabisi, namun akan banyak lagi jatuhnya korban.
Adapun dilansir oleh akun TikTok @dhemit_is_back, Sabby mnegatakan, saat ini baru satu nama yang dinyatakan tewas akibat serangan TPNPB. Namun sebenarnya ada 9 TNI yang tewas dan bukan 6.
Sedangkan pihak TNI melalui Laksda Julius Widjojono selaku Kapuspen TNI, mengatakan bahwa pihak TNI baru menerima satu personil TNI yang gugur dalam penyarangan tersebut.
Adapun prajurit TNI yang gugur adalah Pratu Miftahul Arifin pada tanggal 15 April 2023 pukul 16.30 waktu Indonesia Timur akibat serangan dari KKB Papua.
Saat itu Pratu Miftahul Arifin serta prajurit lain mendapatkan serangan dari KKB Papua. Pihaknya terkena tembakan sehingga Pratu Miftahul Arifin jatuh ke dalam jurang dengan kedalaman 15 meter.
Laksda Julius juga mengungkapkan, Panglima TNI dengan tegas menyampaikan untuk ambil tindakan jangan ragu-ragu atas serangan KKB Papua.
Meskipun demikian, Laksda Julius belum dapat menginformasikan lebih detil tentang kondisi prajurit yang lainnya yang saat ini berada di beberapa lokasi.
Hal tersebut dikarenakan kondisi cuaca yang tidak menentu sehingga pihak TNI masih belum dapat menghubungi personil yang berada di lokasi.