Acuviarta menjelaskan, insentif ekonomi seperti pada momentum hari raya keagamaan, bukan sekadar pembagian THR dari perusahaan berupa uang.
“Insentif ekonomi bukan hanya uang, tetapi juga stabilitas harga. Contoh uang Rp1.000 kalau harga barang Rp50 rupiah masih cukup, tapi kalau harga barang Rp 2.000 dan kita hanya dapat uang Rp 1.000 mau bagaimana,” jelasnya.
“Jadi saya tidak butuh THR yang tepat waktu, tapi butuh juga harga yang tidak naik dan terjangkau,” pungkas Acuviarta. (bas)