Sahabat Elisabet Tjianti, Perempuan Indonesia Sebagai Agen Perubahan Bagi-Bagi Takjil di Sekitaran Masjid Lautze II Kota Bandung

JABAR EKSPRES – Sahabat Elisabet Tjianti, Perempuan Indonesia Sebagai Agen Perubahan bagi-bagi takjil kepada para kaum dhuafa dan para pengendara yang melintas di sekitaran Masjid Lautze II, Jalan Tamblong, Kota Bandung, pada Jum’at (7/4).

Kegiatan tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan komunitas Masyarakat Tionghoa Peduli. Di sekitaran lokasi, Elisabet tampak mendatangi langsung para kaum dhuafa dan para pengendara yang melintas dan membagikan paket makanan untuk berbuka puasa.

Sesekali Ia juga terlihat berbincang singkat dengan para pengendara di sela kegiatan tersebut.

“Mudah-mudahan kegiatan ini bermanfaat dan membantu para kaum dhuafa dan para pengendara yang sedang mengejar waktu pulang,” ucapnya.

Elisabet pun mengapresiasi kerja sama yang terjalin dengan komunitas Masyarakat Tionghoa Peduli sehingga kegiatan ini bisa berjalan maksimal.

Diketahui, komunitas Masyarakat Tionghoa Peduli sering melaksanakan aksi sosial. Contohnya, saat pandemi Covid-19, mereka rutin menggelar vaksin gratis hingga memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.

“Tentunya kami sama-sama, siapa saja boleh berbuat dan kebetulan komunitas ini melaksanakan buka puasa bersama di sini, ada juga non muslim. Itulah yang disebut dengan keberagaman persatuan. Kami tidak lihat komunitas etnis, semuanya sama, kami berbahagia,” tambah Elisabet.

“Momen bulan suci Ramadan, momen yang sangat bagus untuk berbagi. Kami juga ikut di kegiatan bagi-bagi takjil ini,” lanjutnya.

Di tempat yang sama, Koordinator Bakti Sosial Masyarakat Tionghoa Peduli DjoniToat menuturkan bahwa pembagian takjil gratis ini adalah gelaran berbuka puasa yang dilaksanakan setiap hari hingga sebelum lebaran.

“Kegiatan berbuka puasa bersama para kaum dhuafa ini dilaksanakan setiap hari sampai sebelum lebaran, kami mengadakan bagi-bagi takjil untuk berbuka puasa,” ujarnya.

“Ada juga donor darah selama Ramadan. Banyak yang non muslim yang tidak bisa mendonorkan darahnya, kami tetap berjalan sampai bulan Mei, itu nanti sudah dimulai dari awal Februari,” sambungnya.

Menurut Djoni, kegiatan ini melibatkan anggotanya yang non muslim. Tujuannya menguatkan sikap gotong royong dan toleransi.

“Kami juga ingin memperlihatkan bahwa aksi sosial dan kebaikan bisa dilakukan oleh siapapun, tidak melihat dari suku, ras, dan agama apapun, kita tetap berbagi ke masyarakat. Kami juga ingin memperlihatkan bentuk toleransi dari masyarakat Tionghoa yang tergabung ke dalam masyarakat Tionghoa Peduli Bandung,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan