Miris! Menara Masjid Raya Bandung Tutup Hampir 3 Tahun, Ini Alasannya

Jabar Ekspres – Menara Masjid Raya Bandung saat ini masih ditutup alias belum bisa dibuka untuk umum. Padahal, menari masjid tersebut bisa dijadikan tempat untuk  ngabuburit sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Pengurus DKM Masjid Raya Bandung Baihaqi Jubaedi menjelaskan, penutupan menara tersebut sudah dilakukan sejak pandemi Covid-19.

Kemudian selama penutupan itu kegiatan pemeliharaan juga tidak banyak dilakukan. Sehingga ketika akan dioperasionalkan kembali, maka butuh ada perbaikan terlebih dahulu. “Butuh servis dulu, karena selama Covid tidak tersentuh,” jelasnya kepada Jabar Ekspres, Minggu (2/4).

Menurut Baihaqi, kegiatan servis atau peremajaan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Misalnya, untuk perbaikan lift, dan beberapa komponen lain. Jika dipaksakan beroperasi tanpa pemeliharaan terlebih dahulu maka beresiko ada hal yang tidak diinginkan.

Di sisi lain, keuangan DKM juga terbatas. Saat ini keuangan DKM juga diprioritaskan untuk operasional masjid dan pemeliharaan di dalam masjid. “Agar masyarakat yang beribadah makin nyaman,” cetusnya.

Selama pandemi Covid – 19, pendapatan infaq jamaah untuk operasional juga tentu berbeda dengan hari biasanya sebelum pandemi. Kegiatan masjid banyak ada pembatasan, sehingga jamaahpun berkurang.

Sebelum pandemi, ujar dia, menara masjid itu memang jadi spot yang menarik untuk mengisi waktu ngabuburit. Masyarakat bisa menikmati pemandangan Kota Bandung dari ketinggian 81 meter.

Bahkan tidak hanya saat menunggu waktu buka, wisata naik menara itu juga bisa dinikmati di hari biasa. Pengunjung juga hanya cukup dengan membayar infaq sekitar Rp 7 ribu untuk bisa menaiki lift dan berada di puncak menara.

Disinggung soal aktivitas di bulan suci Ramadan, Baihaqi menuturkan, beberapa kegiatan itu ada yang digelar rutin setiap harinya dan ada juga yang dilakukan di moment tertentu.

Untuk yang rutin misalnya buka bersama dan pembagian takjil gratis. “Kami sediakan 1.000 – 1.500 takjil setiap hari,” terangnya.

Baihaqi menambahkan, untuk kegiatan rutin lainnya seperti ceramah atau kultum di setiap selepas salat subuh, zuhur, dan tarawih.

Sementara untuk kegiatan yang tidak rutin seperti Pesantren Milenial pada 3 April, bedah buku, hingga diklat pemulasaran jenazah. “Ada juga peringatan Nuzulul Quran di 17 Ramadan,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan