Seruan Forum Bela Negara RI Jawa Barat Untuk Mengaktifkan Kembali Pendidikan Moral Pancasila

JABAR EKSPRES – Menjelang tibanya bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriyah, pada hari Minggu 19 Maret 2023, pengurus dan anggota Forum Bela Negara RI mengadakan silaturahmi sekaligus membahas isu-isu lokal yang mencuat akhir-akhir ini.

Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Bela Negara Republik Indonesia (FBN-RI) Jawa Barat, Drs. Sutarno Yono SR., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya sinergitas antar pengurus untuk menjalankan roda organisasi FBN-RI sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing divisi.

Motto FBN-RI yaitu kesadaran, kebersamaan, kekuatan harus diimplementasikan secara baik dan benar terutama menjelang pesta demokrasi 2024 yang akan datang.

Forum Bela Negara RI merupakan kesatuan antara berbagai komponen masyarakat sipil, TNI, POLRI, dan kader-kader Partai Politik. Sutarno Yono yang akrab dipanggil Danyon menegaskan meskipun dalam tubuh FBN-RI terdapat banyak kader berbagai Partai Politik, FBN-RI tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan Politik Praktis.

Dalam kesempatan itu juga, tampil sebagai pembicara yaitu Kol.(Purn) Dr.Deden Koswara, M.Si, yang menyampaikan materi penyegaran nilai-nilai dasar bela negara. Nilai Dasar Bela Negara adalah Cinta Tanah Air, Sadar berbangsa dan bernegara, Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara dan Kemampuan Awal Bela Negara adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, rakyat Indonesia diberi kesempatan oleh Negara melalui Forum Bela Negara RI untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara yang secara teknis diselenggarakan oleh Badiklat Bela Negara di Rumpin Kabupaten Bogor.

Pada sesi berikutnya, Dewan Pakar FBN-RI Jawa Barat, Dede Farhan Aulawi menyoroti isu penyelenggaraan pendidikan nasional yang terlihat semakin merosot, terutama dalam aspek pendidikan moral dan adab tata krama. Banyaknya kasus kenakalan bahkan kejahatan remaja akhir-akhir ini menjadi salah satu indikator kegagalan pendidikan moral dan adab atau tata krama.

Oleh karenanya, Dede Farhan Aulawi, menyerukan kepada Pemerintah agar diselenggarakan kembali Pendidikan Moral Pancasila di lingkungan Sekolah mulai tingkat dasar hingga pendidikan tinggi. Bahkan Dede menegaskan bahwa manusia beradab tak kalah penting daripada manusia pintar.

Tinggalkan Balasan