Membicarakan Nasyid Dahulu dan Nanti, dari Musisi hingga Kolektor

JABAR EKSPRES – Seorang ibu asal Ujung Berung sengaja datang ke Kedai Jante yang berdekatan dengan Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut, Kacapiring, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, pada Jumat, 24 Maret 2023.

Kedatangan ibu tersebut tidak untuk mengopi, namun ingin menyaksikan bagaimana diskusi yang diberi judul Kajian Jumaahan membahas Nasib Nasyid Kiwari dan Nanti.

“Saya kesini nganterin anak, kebetulan dia suka nasyid, di sekolahnya ikut nasyid, jadi pingin tahu nasyid itu sebetulnya apa, ternyata banyaknya macamnya, jadi sekalian belajar,” kata Renita sembari tersenyum.

“anak saya sekolah di SMPIT Luqmanul Hakim, ada nasyid disana,” lanjutnya sambil tersenyum memandang wajah anaknya tercinta.

Sang anak wajah berbinar tertanda bahagia, malah sang ibu memotret adinda tercinta berfoto dengan personil Nasyid asal Bandung yaitu Irfan Hidayatullah personel Mupla.

“Nasyid lebih menenangkan gitu, bikin hati adem, enak juga kak,” kata Ardeina putri Az-Zahra.

Frasa hati tentang dan menenangkan diucapkan oleh para pembicara mulai dari kolektor kaset atau CD nasyid yang memiliki 300 kaset pita berbagai album band nasyid luar dan dalam negeri, pengarsip album band nasyid dengan melakukan digitalisasi, hingga musisi nasyid itu sendiri.

Kolektor kaset pita nasyid, Yadi Suryadi misalnya menyebutkan bagaimana nasyid bila diperhatikan lirik bait perbait justru bisa mententramkan hati, lelaki yang semasa mudanya menggandrungi band-band metal kemudian bertemu dengan nasyid, dirinya menyebut nasyid sebagai budaya tanding atau subkultur.

“Jadi rekan-rekan yang membicarakan kontemplasi, dan rekan-rekan yang menikmati musik bar perbar, lagu-lagu ini (nasyid) cukup menenangkan,” tutur Yadi.

Yadi juga bercerita bagaimana pengalaman dirinya yang mulai tertarik mendengarkan nasyid.

“Dulu saya menikmati nasyid Raihan, saya masih mendengarkan lagu band-band death metal kayak Obituari, tapi saya bisa mendengar musik-musik ini (nasyid), ceritanya saya gak mau dengerin lagu-lagu nasyid, tapi ada temen di SMA yang suruh saya dengerin lagu-lagu Raihan,” beber Yadi.

Dari situlah Yadi mulai mendengarkan band-band Nasyid baik Snada, Raihan, bahkan Mulpa. Sebagai kolektor kaset pita dan tergabung dalam komunitas CD Bandung, dirinya juga menyebut bagaimana CD dan kaset pita Nasyid berada di level ketiga penikmat musik.

Tinggalkan Balasan