Berikan Pendampingan bagi Pengidap Down Syndrome

 BANDUNG – Peringatan Hari Sindroma Down Sedunia (HSDS) atau Down Syndrome, menjadi momentum penting bagi para disabilitas berbagai daerah termasuk di wilayah Kota Bandung.

Diketahui, HSDS atau World Down Syndrome Day (WDSD) peringatan harinya jatuh setiap 21 Maret. Hari kesadaran global tersebut, telah diperingati secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2012 lalu.

Tanggal tersebut dipilih untuk menunjukkan keunikan triplikasi (trisomi) kromosom ke-21 yang menyebabkan Sindrom Down.

Pada peringatan kesadaran global ini, Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Kota Bandung bersama Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan memberikan pendampingan kepada pengidap down syndrome (DS) di Pendopo Kota Bandung.

“RBM akan terus mendampingi dan memberikan pelayanan berupa rujukan dan kebutuhkan faskes bagi penyandang down syndrome,” kata Ketua RBM Kota Bandung, Yunimar Mulyana pada Senin (20/3).

Sebanyak 69 anak penyandang down syndrome dari 30 kecamatan yang ada di Kota Bandung, diberikan fasilitas guna meningkatkan gerak motorik mereka.

“Ada yang menampilkan atraksi tabuh drum, gymnastic ribbon, dan ada pula yang menjual hasil kerajinan tangannya,” ujarnya.

Yunimar menyampaikan, pihaknya akan upayakan supaya para penyandang down syndrome dapat berkegiatan di tempat umum secara bebas, termasuk memfasilitasi pekerjaan.

“Insyaallah ke depan kami akan memfasilitasi lowongan pekerjaan untuk sindroma down dan para difabel lainnya Kota Bandung melalui Disnaker,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Bandung, Anhar Hadian menerangkan, kegiatan ini baru pertama kali diselenggarakan RBM secara khusus

“Terselenggaranya kegiatan ini untuk menyatukan persepsi dan sinergitas program Bandung inklusi, Bandung ramah disabilitas,” terangnya.

Anhar berharap, kegiatan yang diselenggarakan bukan sekadar peringatan satu tahun sekali, namun bisa menjadi satu aksi berkelanjutan bagi kesejahteraan anak-anak dengan kondisi down syndrome.

“Semoga harapan kita untuk menciptakan Bandung sebagai kota inklusi menjadi satu aksi yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Diketahui, down syndrome merupakan suatu kondisi di mana seseorang memiliki kromosom ekstra. Sindrom Down terjadi secara alami dan belum diketahui pasti apa penyebabnya.

Sindrom Down juga biasanya menyebabkan berbagai tingkat kecacatan baik intelektual maupun fisik hingga masalah medis terkait.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan