BANDUNG – Kampung Wisata Kreatif (KWK) di Kota Bandung bertambah. Yakni KWK Cibaduyut dengan produk unggulan sentra kerajinan sepatunya. KWK itu juga telah diresmikan oleh Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Senin (13/3).
Peresmian Cibaduyut sebagai KWK itu semakin melengkapi jumlah KWK yang ada di Kota Kembang. Totalny sekarang menjadi tujuh. “Ini jadi kampung ke tujuh yang telah diaktivasi,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Arief Syaifudin.
Sementara 6 KWK kreatif lain yang telah diaktivasi adalah, KWK Braga, Cigadung, Binong Jati, Cinambo, Cigondewah, dan Pasir Kunci.
Dalam kesempatan itu Yana Mulyana mengungkapkan, peluncuran KWK Cibaduyut ini diharapkan mampu jadi pemicu pertumbuhan ekonomi bagi para perjain di Cibaduyut. “Kota Bandung tidak ada sumber daya alam yang bisa untuk wisata. Jadi yang perlu dioptimalkan adalah wisata kreatif,” katanya.
Yana menambahakan, kedepan infrastruktur penunjang untuk kampung – kampung wisata kreatif itu juga akan terus dikembangkan. Ia memiliki gagasan untuk membuat paket wisata untuk mengakses kampung – kampung tersebut yang dikoneksikan dengan transportasi publik. “Orang hanya perlu pakai shuttle untuk keliling. Mudah mudahan itu juga mengurangi kemacetan,” cetusnya.
Menurut Yana, selain peluncuran KWK, Pemkot juga telah banyak mewadahi sarana pemasaran untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Misalnya dengan tersedianya Galeri Patrakomala Dekranasda di Jalan Jakarta, termasuk penyediaan stand untuk UMKM di sejumlah mall yang ada di Kota Bandung.
Sementara itu anggota Komisi B DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi mengungkapkan bahwa peluncuran KWK itu juga merupakan amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung. Targetnya sampai akhir 2023 nanti ada delapan KWK. “Mudah mudahan yang satu bisa segera diluncurkan. Kalau tidak salah wilayah Gedebage,” jelasnya.
Asep menambahkan, Cibaduyut ini sudah lama ada dan kualitas produknya juga baik. Sehingga layak untuk semakin dikenal dunia.
Dalam kesempatan itu, Asep juga mendorong agar terus melengkapi sarana dan peningkatan kualitas para perajin. Salah satunya terkait pemasaran yang masih belum merata.