JABAR EKSPRES – Pasca meraih penghargaan Piala Adipura kategori Kota Besar Pemerintah Kota Bogor terus menggencarkan suatu gebrakan.
Hal itu dilakukan guna mempertahankan gelar yang didapat guna meraih anugerah Adipura Kencana.
Disamping itu, masih ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang tersisa khususnya dalam menangani atau mengurangi timbulan sampah.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor mencatat, timbulan sampah di Kota Bogor saat ini mencapai 600 ton per hari.
Dari jumlah itu hanya 76 persen sampah terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga.
”Kami bisa mereduksi sampah sekitar 100 ton atau sekitar 24 persen,” ujar Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Bogor, Asep Faisal Rahman, Kamis (9/3).
Asep menjelaskan, upaya yang dilakukan untuk meminimalisasikan adanya sampah terus dilakukan melalui 31 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) reduce, reuse dan recycle (3R) yang tersebar di wilayah Kota Bogor.
Selain itu, pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat melalui Bank Sampah yang berjumlah 127 unit, serta pemanfaatan sampah organik menjadi kompos.
Dia berharap, kedepan dalam penguatan pengurangan sampah di TPA Galuga dapat dilakukan melalui pengembangan teknologi dan juga inovasi dalam pengelolaan sampah.
Selain itu, yang menjadi sangat penting adalah membangun kesadaran atau mindset masyarakat dalam pengelolaan sampah dari sumbernya.
”Edukasi masyarakat agar menyadari bahwa sampah itu adalah tanggung jawab mereka di sumbernya untuk meminimalisir,” terangnya.
”Harapan kami bisa sampai 100 persen, kayak di negara-negara yang sudah sukses dalam mengelola sampahnya, seperti Jepang,” imbuhnya.
Untuk mendukung semua itu, DLH Kota Bogor membentuk tim khusus Aksi Sadar Lingkungan (Sidarling) yang beranggotakan para wanita dari pesapon alias petugas sapu jalan.
”Tim itu dibentuk agar upaya mengedukasi masyarakat berjalan maksimal. Kami tidak mau tugasnya hanya menyapu atau mengambil sampah saja, tanpa memberikan edukasi ke masyarakat,” jelasnya.
Sebelum diterjunkan ke tempat-tempat yang menjadi sumber timbulan sampah di lingkungan masyarakat, tim itu akan dibekali pelatihan terlebih dahulu oleh tim pengelolaan sampah di lingkungan DLH Kota Bogor.
”Jadi selain dikampung-kampung, Sidarling ini menyasar kepada pedagang-pedagang di sekolahan. Kami juga akan berikan tempat sampah terpilah organik dan anorganik. Edukasi juga ke pembeli termasuk pedagang di pasar,” terangnya.