Hanya Fokus Bangun Infrastruktur, Pemkot Bandung Dinilai Tak Becus Tangani Lingkungan

BANDUNG – Kampanye dan edukasi krisis iklim digaungkan oleh sejumlah masyarakat sipil, melalui bentuk teatrikal di wilayah Kota Bandung.

Aksi kampanye dan edukasi krisis iklim tersebut dilakukan di beberapa titik lokasi, yakni Simpang Lima, Gedung Merdeka, Braga, Cihampelas, dan Babakan Siliwangi Kota Bandung.

“Hari ini kami, masyarakat sipil bersama mahasiswa di Bandung, dan 14 kota lainnya di Indonesia turun ke jalan karena melihat krisis iklim yang semakin mengancam,” kata perwakilan massa aksi, Reza Hanafi pada Jumat 3 Maret 2023.

“Kemudian parahnya, kami tidak melihat aksi nyata dari para pemangku jabatan atau pemerintah Kota Bandung,” lanjutnya.

Diketahui, aksi kampanye tersebut digelar secara serentak di sejumlah wilayah di Indonesia dengan tajuk Global Climate Strike (GCS), Bandung  Darurat Lingkungan.

Melzlui pantauan, terlihat dua orang dari massa aksi melakukan teatrikal, sebagai pesan bahaya perubahan iklim yang bisa mengancam keberlangsungan lingkungan dan kehidupan manusia.

Satu orang mengenakan kain hitam dan dililit tali berwarna merah, satunya lagi memakai masker yang terhubung ke sebuah galon, berisi air cemaran limbah melalui selang.

Menuru Reza, perubahan iklim telah banyak berdampak dalam kehidupan keseharian, contohnya seperti cuaca yang tidak lagi menentu hingga bencana hidromatereologi yang kian susah diprediksi.

“Sementara itu, Pemkot Bandung malah sibuk membajak, merusak lingkungan hidup dengan narasi investasi dan pembangunan,” ujarnya.

Reza menyampaikan, melalui pengamatannya iklim di Kota Bandung sudah mengalami perubahan yang sangat besar.

“Di Bandung kita bisa rasakan dampak krisis iklim, suhu yang semakin panas terus ada krisis air tanah, di sisi lain banjir tidak pernah berhasil tertangani,” ucapnya.

Reza melanjutkan, selain dampak berubahnya suhu, banjir dan krisis air tanah yang melanda Kota Bandung, limbah-limbah industri serta rumah tangga pun turut serta mencemari kandungan air sungai.

“Pemerintahnya, sibuk membangun, tol, jalan layanglah, kolam retensi yang tidak berfungsi,” imbuhnya.

“Jangankan itu, timbulan sampah saja di Kota Bandung tidak pernah ketemu solusinya,” tambah Reza.

Melalui siaran pers GCS per Jumat, 3 Maret 2023 mengungkapkan, dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sedikitnya mencatat 152 bencana alam akibat dipicu perubahan iklim yang terjadi selama dua bulan pertama 2023.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan