Satu Bulan Dua Kejadian Keracunan Massal, Dinkes Jabar Klaim Sudah Maksimal Edukasi Warga

Jabarekspres.com – Dalam rentang satu bulan, kasus keracunan massal akibat mengkonsumi makanan dalam acara besar atau hajatan terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Keracunan massal pertama terjadi pada Minggu,12 Februari 2023 di Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, KBB.

Dalam kejadian itu, 100 lebih warga menjadi korban. Bahkan dua di antaranya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan.

Dua pekan kemudian, keracunan massal kembali terjadi. Penyebabnya pun sama yakni setelah warga menyantap hidangan dari hajatan.

Kasus kedua terjadi di Kampung Cijengkol, RW 05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang KBB. Dalam peristiwa 200 lebih warga menjadi korban.

Menanggapi dua kasus keracunan massal yang terjadi di KBB tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) mengaku sudah berupaya semaksimal mungkin mengedukasi masyarakat, khususnya penyedia makanan atau pengusaha catering.

”Kita sudah meminta mereka (pengusaha catering) untuk dapat menjaga dan memperhatikan makanan yang akan disajikan,” kata Ketua Tim Surveilans Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati, Kamis (2/3).

Dia mengatakan, setiap ada kasus keracunan massal di lapangan, pihaknya langsung menurunkan tim surveilans untuk mengambil sampel makanan. Hal itu dilakukan untuk mencari penyebabnya.

”Penanganan pertama yang kami lakukan adalah berkordinasi dengan Yankes (pelayanan kesalahan), rumah sakit atau faskes lainnya,” terang Dewi.

Dewi menegaskan, untuk penanganan pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. Tetapi perlu dukungan dari stakeholder terkait seperti, Industri Perdagangan (Indag) Kabupaten Kota dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

”Memang dua kasus keracunan massal di KBB itu bermula dari acara hajatan, mereka punya prasmanan, dan makanannya itu diolah sendiri,” terangnya.

”Sehingga, untuk pengawasan makanan yang beredar di lapangan harus juga dilakukan oleh stakeholder terkait (Indag kabupaten/kota dan BPOM),” imbuhnya.

Dia mengaku, sudah menindaklanjuti kasus keracunan massal di KBB dengan cara mengambil sampel makan yang diduga menjadi penyebab.

”Kita masih menunggu hasil uji lab-nya. Kalau yang di Gununghalu sudah keluar, jadi itu yang dimakanan ada jamurnya, ada bakterinya. Artinya pengolahan makanannya tidak higienis,” ungkapnya.

Agar kasus serupa tidak kembali terjadi di daerah lainnya, Dewi mengaku Dinkes Jabar akan terus berupaya melakukan edukasi kepada masyarakat. Khususnya pada pengusaha catering.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan