Namun, perumahan seluas 6,5 hektare itu tak tercatat dalam LHKPN. Hal itu karena rumah tersebut diketahui bagian dari perusahaan milik istrinya.
“Kalau ditanya itu perumahan segede itu ada di LKHPN enggak? Enggak ada. Yang ada sahamnya di perusahaan itu saja atas nama istri atau saham istrinya di perusahaan itu saja,” imbuhnya.
Pemeriksaan harta Rafael juga dilakukan di Yogyakarta. Pahala menyebut pemeriksaan harta di Yogyakarta lebih rumit dibandingkan dengan Minahasa Utara.
“Kemarin sudah melihat juga yang teman-teman ributkan termasuk perumahannya tapi itu masih jalan timnya. Yang Yogya lebih rumit sedikit daripada Minahasa Utara, nanti akan saya update,” ujar dia.
Geng pejabat hedon dan berharta banyak di Kemenkeu
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui telah menerima informasi tentang sejumlah kelompok pejabat di Kementerian Keuangan yang memiliki kekayaan yang besar.
KPK menyebut para pejabat ini dengan sebutan “geng” dalam bahasa istilah mereka.
“Kita (KPK) juga mendengar ada geng-gengnya seperti ini. Tapi kan kita perlu cari tahu bagaimana polanya,” kata Pahala.
Pahala mengatakan keberadaan geng di lingkungan pejabat Kemenkeu dilihat dari pola hubungan antar pejabat dan rekam jejak karir di antara mereka.
“Kalau dibilang geng, bukan geng kayak anak SMP, enggak. Kita dapat informasi aja, si ini sama si ini, kita lihat, oh ya perjalanan kariernya nyambung di beberapa tempat. Itu yang dimaksud geng,” katanya
Rubicon milik Rafael sudah dijual ke kakak
Menurut KPK, mobil Rubicon yang sering dipamerkan oleh anak Rafael di media sosial ternyata bukan milik Rafael, melainkan milik kakaknya.
Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan, mengatakan bahwa Rafael mengakui mobil tersebut dibeli dari seseorang yang tinggal di wilayah Mampang. Setelah itu, mobil tersebut dijual kembali ke kakaknya.
“Dan kita datangi alamat yang kita punya, itu gang di daerah Mampang. Jadi memang orangnya sudah pergi, tapi itu alamat di dalam gang. Jadi kita pikir ini tidak mungkin dia punya itu,” kata pahala.
“Jadi dari yang di gang, lantas dia beli, dia jual lagi ke kakaknya. Jadi kita bilang, ya sudah, kasih unjuk saja dokumennya, nanti dia akan bawakan,” imbuhnya.