JABAR EKSPRES- Dalam ilmu psikologi, mati rasa di sebut dengan emotional numbnes. Mati rasa bisa di rasakan oleh siapapun dan kapanpun. Namun, yang akan di bahas pada tulisan ini adalah ciri-ciri mati rasa pada wanita.
Kondisi ketika seorang wanita mengalami penurunan reaksi emosional. sederhananya, sering tidak merasa apa-apa terhadap suatu hal. itulah yang di sebut mati rasa.
umumnya, kenapa seorang wanita bisa mengalami mati rasa ? berikut adalah beberapa faktor penyebab seorang wanita bisa menjadi mati rasa :
- Pernah ngalamin kejadian yang menyakitkan alias trauma.
- Pernah tersakiti secara emosional yang cukup besar / gak terlupan.
- Lagi dalam kondisi berduka atau terpuruk.
Ada beberapa teori dan fakta tentang mati rasa yang sudah di paparkan oleh beberapa jurnel, artikel atau pun psikologi. bahwa terdapat 3 ciri umum yang bisa kita lihat dari seorang perempuan yang sedang mengalami mati rasa.
1. Hilang minat untuk melakukan aktifitas yang disukai
kondisi ini bisa kita lihat, saat sesorang terlihat sangat suka melakukan aktifitas tersebut namun tiba-tiba ia kehilangan minat untuk melakukan kembali.
2. Sering merasa hampa dan datar
Ciri-ciri mati rasa pada seorang wanita yang kedua adalah sering merasa sepi dan hampa. ia sering merasa sendirian dan merasa tidak punya teman ataupun kegiatan yang berharga. dalam konteks lain, hal ini disebut dengan kesepian. sehingga hidupnya selalu merasa hampa.
3. Susah bahagia
Karena sudah datar dan hampa, ia jadi susah untuk merasa bahagia. Dalam beberapa kondisi, ia sudah tidak tau lagi apa yang bisa membuat ia bahagia. karena semua hala akan terasa sama saja.
itulah 3 ciri umum dari seorang wanita yang mati rasa. Adapun tips buat sesorang yang sedang mengalami mata rasa adalah sebagai berikut :
• Pelan-pelan coba ungkapkan semua yang sebenarnya sedang kamu rasakan.
• Pelan-pelan coba ungkapkan apa yang dapat memicu rasa kesal dan membuat semua itu terjadi.
• Cari kegiatan yang bisa membuat kamu semangat lagi
• Membuat rutinitas baru.
• Jika masih tidak membaik, segera coba konsultasi ke psikolog/psikiater.