Kisah 26 Penyandang Disabilitas yang Lebih Memiih Jadi Petani

Meski memiliki keterbatasan, 26 orang penyandang disabilitas ini tetap semangat untuk berkebun mengurus tanaman sayuran. Lahan tersebut kini subur dengan ditanami beraneka ragam sayuran. Tidak ada halangan buat mereka. Yang terpenting semangat untuk bertahan hidup tetap ada.

Masno, Kota Cimahi

Lahan seluas kurang lebih 5.000 meter terlihat subur. Tanaman sayuran berupa cabai, jagung, mentimun, dan kacang tanah dapat tumbuh dengan subur.

Lahan di Jalan Demang Hardjakusuma ini merupakan lahan pertanian yang ada di Kota Cimahi. Di Kota yang hanya memiliki tiga kecamatan itu, ternyata masih memiiki lahan pertanian yang bisa dikembangkan.

Istimewanya lahan tersebut dikelola oleh Kelompok Tani Tumbuh Mandiri. Kelompok ini beranggotakan 26 orang penyandang disabilitas. Mereka setiap harinya bergantian mengurus lahan tersebut.

Meski memiliki keterbatasan, mereka seperti tidak pernah mengeluh dengan kondisi fisik yang ada. Purnama Dwi Cahya, 31, tetap semangat menyirami tanaman sayuran yang tumbuh subur di lahan sempit itu.

Lahan itu kebanyakan ditumbuhi tanaman cabai. Purnama mengaku tanaman Cabai memiiki harga jual yang sangat tinggi. Apalagi menjelang lebaran nanti pasti akan naik.

‘’Semoga saja ketika panen cabai nanti dapat memberikan keuntungan besar buat kami,’’Kata Purnama ketika ditemu Jabareskres, belum lama ini.

Lahan yang dikelola leh kelompok tani tersebut merupakan milik dari seorang Profesor. Purnama mengaku tidak ingat siapa nama profesor itu.

Hanya saja lahan itu diperbolehkan dikelola secara bersama-sama. Kebetulan lahan tersebut tidak digunakan dan dibiarkan ditumbuhi ilalang.

Ide untuk bercocok tanam sebetulnya sudah lama direncanakan oleh purnama. Waktu itu dia mencoba mencari lahan-lahan tidur di wilayah Cimahi dan Kota Bandung.

Setelah sekian lama mencari, akhirnya Purnama berkenalan dengan seorang profesor yang menawarkan lahan di Kota Cimahi.

‘’Profesor itu sangat baik. Beliau memberikan lahannya untuk dikelola untuk berkebun. Padahal dulunya lahan itu dibiarkan terbengkalai,’’ ujar Purnama.

Lahan itu ternyata cocok untuk ditanami sayuran bersama rekan penyandang disabilitas lainnya.  Bersama 26 rekan penyandang disabilitas lainnya, ahan ertanian dikeola secara bergantian.

Purnama belajar berkebun secara autodidak. Untuk modal, dia bersama rekan lainnya patungan untuk membei untuk dan bibit

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan