Jabarekspres.com – Keberadaan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Panaragan Kidul yang berlokasi di Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah memantik keprihatinan jajaran DPRD Kota Bogor.
Pasalnya beberapa ruangan di gedung sekolah itu rusak berat. Bahkan terancam amburuk. Yang lebih miris lagi, selama 10 tahun sekolah tersebut tak mendapat bantuan.
hal itu diungkapkan Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri, kepada wartawan, dikutip Kamis, 23 Februari 2023.
Komisi IV mencatat beberapa ruang kelas dan ruang guru di SDN Panaragan Kidul Kota Bogor rusak berat dan perlu perbaikan.
Beberapa kerusakan yang memerlukan perbaikan itu meliputi plafon jebol, kerusakan dinding dan kontruksi pondasi bangunan yang rawan roboh.
”Temuan itu berdasarkan hasil sidak. Kami menindaklanjuti dari aduan masyarakat yang mengeluhkan kondisi sekolah yang sudah rusak,” ungkapnya.
“Parahnya lagi sekolah itu tidak pernah mendapatkan bantuan sejak 10 tahun silam,” imbuhnya berang.
Melihat situasi fasilitas sarana belajar seperti itu, pihaknya pun menyesalkan kinerja Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor. Dewan menilai pengawasan yang dilakukan instansi tersebut begitu kendor.
”Artinya, disdik minim database dan sistem, terkait sekolah yang membutuhkan perbaikan perlu dibenahi instansi itu,” tuturnya.
Jadi Catatan Buruk Kinerja Wali Kota Bogor
Menurutnya, kondisi yang terbilang miris tersebut kian menambah deretan catatan buruk atas kepemimpinan Wali Kota Bogor Bima Arya.
Sebab, bangunan sekolah yang hanya berjarak 1 kilometer dari Istana Presiden dan Balai Kota Bogor ini tidak pernah tersentuh bantuan dan terancam ambruk.
Politisi PPP itu menimbang, hal itu juga tak sebanding dengan proyek strategis yang digaungkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam membangun taman dan infrastruktur lainnya.
”Ini memalukan, sebab, masih bisa kita temukan kondisi sekolah yang memprihatinkan,” katanya.
Hal itu juga menjadi momok yang terkesan adanya pembiaran dari pihak Pemkot Bogor. Padahal 20 persen anggaran didalam APBD Kota Bogor sudah digelontorkan untuk sektor pendidikan.
Namun, kenyataanya masih tidak bisa memberikan kualitas pendidikan yang lebih baik di Kota Bogor.
”Kami sudah menekankan bahwa 20 persen anggaran untuk sektor pendidikan harus memberikan kualitas pendidikan yang nyata. Tapi kalau begini tentu akan kami tindaklanjuti,” tegasnya.