Jabar Ekspres – Enam orang pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) wilayah Kabupaten Bogor di Jalan Jalak Harupat tepatnya persimpangan Lippo Plaza Kebun Raya, Kecamatan Bogor Tengah, diamankan Satgas Pelajar Kota Bogor.
Ironisnya saat diamankan, salah satu dari pelajar tersebut didapati membawa sebilah pedang pendek dan satu botol plastik yang berisikan ciu.
“Tadi kami beserta anggota sedang berpatroli di wilayah Empang, kebetulan melihat ada beberapa anak sekolah sedang menaiki pikap alias losbak,” ungkap Martin, selaku anggota Satgas Pelajar Kota Bogor kepada wartawan, Rabu, 22 Februari 2023.
Awalnya, sambung dia, pihaknya telah membututi dan mengawasi gerak-gerik rombongan pelajar itu sekitar pukul 12.00 WIB hingga akhirnya berhasil memberhentikan laju mobil losbak yang ditumpangi ke enam pelajar tersebut.
Pihaknya pun langsung meminta mereka untuk turun dari losbak dan digelandang ke Sekretariat Satgas Pelajar di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor untuk ditindaklanjuti.
“Setelah dilakukan pendataan dan penggeledahan kami temukan minuman keras jenis ciu dan satu buah senjata tajam ditemukan di salah satu tas mereka,” bebernya.
Dari hasil pendataan, lanjut dia, keenam pelajar dari salah satu SMP negeri di wilayah Kabupaten Bogor itu, satu di antaranya pelajar drop out dari sekolah tersebut.
“Mereka ada yang kelas 8 dan 9. Dan untuk yang membawa senjata tajam ini ternyata dia sudah tidak sekolah, hanya menggunakan seragam sekolah,” sebutnya.
“Kalau melihat jam itu masih jam pelajaran. Anak anak juga mengaku bahwa mereka sedang bolos sekolah. Untuk sajamnya mereka bawa itu untuk jaga-jaga,” imbuhnya.
Kepada petugas, para pelajar itu mengaku baru pertama kali menumpangi losbak dengan tujuan untuk jalan-jalan di seputar jalur sistem satu arah (SSA) atau seputaran Kebun Raya Bogor.
“Memang untuk di wilayah Kota Bogor, anak-anak ini baru pertama kali kami amankan. Katanya mereka hanya mau jalan-jalan saja dan foto-foto SSA,” terang Martin.
Untuk pembinaan, Satgas Pelajar Kota Bogor selanjutnya menyerahkan ke pihak sekolah dan orang tuanya.
“Mereka kami minta membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi kembali,” tutupnya. (yud)