Jabarekspres.com – Kepolisian berhasil mengungkap motif para pelaku perundungan terhadap Siswi SMAN 1 Ciwidey, Kabupaten Bandung yang terjadi pada Jumat (10/2) lalu.
Kasatreskrim Polresta Bandung, Kompol Oliestha Ageng Wicaksana Mengungkap, motif perundungan didasari karena merasa tersinggung dengan postingan yang dibuat oleh korban.
”Iya karena pelaku merasa tersinggung oleh postingan korban yang ada di media sosial,” ujar Oliestha saat dihubungi, Senin (20/2).
Menurutnya, para pelaku perundungan yang melihat postingan tersebut akhirnya mengajak korban untuk bertemu menanyakan terkait postingan di media sosial korban.
Para pelaku yang berjumlah empat orang itu pun mengajak korban yang berjumlah dua orang untuk menemuinya selepas pulang sekolah.
”Jadi sepulang sekolah pukul 14.00 WIB mereka bertemu dengan dua korban, sedangkan pelaku perundungan empat orang,” ucapnya.
Oliestha menambahkan, saat bertemu baik pelaku dan korban perundungan sempat cekcok sehingga terjadilah pemukulan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban.
”Korban mengalami pemukulan di tangannya hingga bagian dada oleh keempat pelaku,” terangnya.
Oliestha menuturkan, jika dirinya baru menerima laporan terkait perundungan ini di media sosial pada Kamis (16/2).
Pihaknya pun langsung memediasi antara pelaku dan korban dengan melibatkan pihak sekolah.
”Ternyata sudah dimediasi di sekolah antara kedua belah pihak dan ditengahi oleh sekolah dan juga Polsek Ciwidey,” kata Oliestha.
Karena sempat viral, baik korban atau pelaku masih dibawah umur. Pihaknya pun menurunkan unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk mendapatkan informasi.
”Kami bikin dasar laporan informasi terkait kejadian itu. Kami lakukan juga pemeriksaan kepada korban, pelaku perundungan dan saksi-saksi termasuk guru dan siswa lain,” terangnya.
Kendati pihaknya mencoba menyelesaikan kasus ini dengan menggali informasi lebih lanjut, namun, dari pihak korban menolak untuk dimintai keterangan dan meminta dihentikan prosesnya.
”Nah ini jadi hambatannya, sudah disampaikan jika orang tua korban sudah membuat surat pernyataan resmi yang intinya sebagai orang tua mereka memohon agar persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan atau perdamaian,” ungkapnya.
Oliestha menuturkan jika saat ini pihak keluarga sudah meminta agar para pelaku dikeluarkan dari sekolah. Mereka pun menunggu tindakan yang dilakukan sekolah atas kasus yang menimpa anaknya tersebut.