BANDUNG – Kasus stunting menjadi perhatian serius Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat.
BKKBN punya komitmen untuk penurunan angka stunting di Jabar dengan meningkatkan sinergitas dan kolaborasi antara berbagai pihak.
Hal tersebut dibahas Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana Provinsi Jabar di Kota Bandung, Selasa (14/2/2023).
Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Wahidin mengatakan, hal ini dianggap penting karena program tersebut melibatkan banyak stakeholder yang memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Dalam rapat kerja ini, lanjut dia, disepakati untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara pihak-pihak terkait, serta melakukan kolaborasi dalam hal pengembangan program dan pelaksanaan kegiatan khususnya penurunan angka stunting.
“Kegiatan ini merencanakan, menyusun dan membahas kebijakan dan strategi operasional pelaksanaan pada tahun 2023, dan yang paling penting adalah sebagai forum konsolidasi dan menggalang penguatan komitmen bersama seluruh pihak dan stake holder dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana,” kata Wahidin.
Dia menjelaskan, BKKBN telah melaksanakan Program Pemerintah di antaranya Pengendalian Kuantitas Penduduk serta keberhasilan penurunan stunting. Keberhasilan tersebut ditandai dengan telah menurunnya Indikator Laju Pertumbuhan Penduduk Jabar menjadi 1,34 pada tahun 2020.
Begitu juga dengan capaian Pola Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR) yang sudah mencapai 2,11 dan Kelahiran Kelompok Umur (ASFR) Usia 15-19 Tahun yang turun menjadi 24,46/1000 Kelahiran (berdasarkan Hasil Long Form Sensus Penduduk Tahun 2020 yang telah dirilis BPS).
“Hasil TFR menunjukan bahwa Jawa Barat telah menuju Replacement Level atau Penduduk Tumbuh Seimbang (seorang Ibu akan digantikan oleh 1 Anak Perempuan),” tandasnya. (bbs)