Jabarekspres.com – Sejumlah pengusaha dikabarkan bakal hengkang dari Kabupaten Bogor dan memilih hijrah ke Jawa Tengah (Jateng).
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Muad Khalim meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bogor untuk memaksimalkan potensi para pegiat UMKM di Bumi Tegar Beriman.
“Solusi pengangguran di Kabupaten Bogor tidak akan pernah selesai jika masyarakat melabuhkan harapannya kepada investor atau perusahaan-perusahaan besar,” kata Muad Khalim kepada media, Rabu (15/2).
Politisi partai PDIP itu menyarankan agar masyarakat memiliki perusahaan sendiri secara mandiri agar tidak bergantung perusahaan orang lain.
“Jangan pernah bergantung pada perusahan, tidak akan pernah mandiri kalau kita bergantung pada perusahaan. Saya dari dulu tidak suka ketergantungan kepada pekerja di perusahaan. Maunya orang kita jadi pengusaha mandiri,” tambahnya.
Menurutnya, pengusaha besar pasti akan sangat menghitung untung-rugi saat melakukan investasi di suatu daerah.
Sehingga hal wajar, jika para pengusaha memilih hengkang di daerah yang Upah Minimum Kabupaten (UMK) tinggi ke daerah yang UMK-nya lebih rendah.
“Iya masalahnya UMK, contoh UMK di kita Rp 4,5 juta, sementara di Jateng sekitar Rp 1,9 juta. Seperti perusahaan di Cileungsi karyawan 5.000, kalau selisihnya Rp 2,5 juta perbulan mereka bisa hemat Rp 12,5 miliar. Makanya dia pindah ke Jateng,” lanjutnya.
Lebih lanjut, kata Muad Khalim, UMK yang terus diminta naik oleh para buruh dan diinginkan turun oleh para pengusaha, tidak akan menemukan titik terang.
Terlebih, pemerintah tingkat Kabupaten/kota tidak bisa intervensi banyak soal kenaikan UMK tersebut. Untuk itu, penguatan UMKM menjadi solusi terbaik untuk mengatasi pengangguran dan memulai memandirikan masyarakat dengan usaha kecil mereka.
“Ini terkait dengan UMKM di Komisi II. Ini harusnya didorong besar oleh UMKM, bagaimana mengatasi pengangguran. Ya dengan UMKM, tidak ada jalan lain untuk atasi itu, kita harus siap alokasikan anggaran untuk UMKM, supaya tenaga kerja kita menjadi mandiri,” terangnya.
Sebelumnya, sebanyak 10 Pabrik di Kabupaten Bogor dikabarkan bakal pindah ke Jawa Tengah. Pasalnya, Pabrik tersebut diduga tidak mampu membayar gaji karyawannya yang tinggi.