Anggaran Kemiskinan 500 T Habis Buat Studi Banding dan Rapat di Hotel, DPR: Itu Musibah

JABAR EKSPRES – Abdullah Azwar Anas, Pendayagunaan Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), mengumumkan hampir Rp 500 T anggaran pengentasan kemiskinan di kementerian dan lembaga, yang sebagian besar digunakan untuk studi banding dan konferensi. Mardani Ali, anggota Komisi II DPR PKS, mengatakan itu musibah.

“Ini bencana. Mesti ada political will yang jelas,”kata Mardani mengutip dari detik.com

Namun Abdul Wachid, Anggota Komisi VIII DPR RI, menanggapi pernyataan Menteri Penguatan Lembaga dan Birokrasi Sipil (MenpanRB) Abdullah Azwar Anas yang mengatakan anggaran penanggulangan kemiskinan kementerian/lembaga hanya akan menyerap Rp 500 triliun. sawah. dan studi banding.

“Wah, saya sedang melihat menteri Jokowi menuju akhir masa jabatannya. Kok bisa banyak hal aneh yang tidak membuat suasana kondusif. malah ngumbar bicara yang tidak pakai data, saling cari muka, cari pencitraan” Ujar Politikus Gerindra menutip dari monitorindonesia.com

Bahkan, Wachid menegaskan program penanggulangan kemiskinan akan lebih banyak dilakukan oleh kementerian-kementerian yang dikelola oleh rekan-rekannya Azwar Anas di PDIP.

“Kapan Kementerian Sosial yang melaksanakan program penanggulangan kemiskinan mendapat alokasi anggaran hingga 500 T,” sindir ketua DPD Gerindra itu.

Mohon maaf atas ucapan MenPAN RB. Mana budget dari Rp 500 T? Kita perlu memperjelas bentuk birokrasi administrasi! Bukan hanya bicara, di setiap kementerian dia menganggarkan Rp 500 T,” ujar Wachid.

Sebelumnya, Menteri Penguatan Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas menegaskan bahwa dirinya memiliki anggaran hampir Rp 500 triliun untuk pengentasan kemiskinan di kementerian dan lembaga. Namun, anggaran digunakan untuk studi banding dan rapat.

“Hampir Rp 500 T anggaran kita alokasikan untuk anggaran kemiskinan yang disalurkan ke kementerian dan lembaga (KL), tetapi kementerian/lembaga sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga gagal memenuhi target presiden. Tidak,” kata Anas mengutip dari monitorindonesia

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan