7 Sisi Gelap Pesantren dari LGBT hingga Perbudakan Seksual

Meski demikian, perilaku tersebut hanya dilakukan sejumlah oknum dan tidak berlaku bagi semua santri di pondok pesantren yang ada di seluruh Indonesia.

  1. Penyakit kulit

Penyakit kulit kudis atau gudik (dalam Bahasa Jawa) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei yang menginfeksi permukaan kulit dengan membuat lubang mikro sehingga timbul gatal dan luka. Penyakit ini cukup ramai dijangkiti santri bahkan sampai dijadikan candaan bahwa tidak sah seorang santri yang belum pernah mengalami ini. Sangat menyedihkan.

Beberapa pondok terutama pesantren yang masih minim fasilitas dalam hal menjaga kebersihan seringkali membuat para santrinya terjangkit penyakit kulit. Bahkan seringkali santri menularkan penyakit kulit pada santri lainnya. Hidup bersama-sama dalam satu bangunan yang tertutup dengan sanitasi yang tidak memadai tentu membuat penularan penyakit kulit akan semakin cepat.

Sebelum memilih pesantren, alangkah baiknya meninjau kondisi kebersihan bangunan pesantren serta fasilitas yang ada di dalamnya untuk kesehatan para santri.

  1. Perbudakan

Media sosial sempat dihebohkan dengan unggahan seorang anonim yang mengirimkan cuitan mengenai praktik perbudakan yang diduga terjadi di salah satu pondok pesantren.

Cuitan tersebut dikirimkan oleh anonim tersebut melalui akun Twitter @tanyakanrl pada Jumat 9 September 2022.

7 Sisi Gelap Pesantren dari LGBT hingga Perbudakan Seksual

Perbudakan berkedok pelatihan tampaknya harus diwaspadai santri dan dihindari oleh pengajar maupun pimpinan pesantren.

Di awal cuitan, pengirim cuitan mengungkapkan bahwa di keluarga pemilik pondok pesantren pasti memiliki santri yang ditugaskan untuk melayani mereka. Santi tersebut rela melakukan hal-hal tersebut agar bisa tetap belajar di pondok pesantren tersebut.

Tindakan superioritas yang dilakukan pimpinan dan pengajar di pesantren kerap kali terjadi dengan dalih agar santri bisa mendapatkan ilmu darinya. Selain itu, beberapa pesantren pun mengadakan pelatihan kewirausahaan yang berlebihan yang hasil produksinya akan dijual, tetapi para santri seringkali hanya mendapatkan sedikit bahkan tidak mendapatkan keuntungan sama sekali dari produk yang mereka ciptakan.

Selain praktek perbudakan tenaga, kasus Herry Wirawan juga mengungkap bahwa perbudakan seksual bisa terjadi di lingkungan pesantren.

  1. Penitipan anak nakal

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan