Mengandung Spoiler! Review Film Argantara yang Meromantisasi Pernikahan Dini, Bahaya Ditonton Remaja

Meski begitu, tidak ada salahnya dengan kisah perjodohan asalkan antara Argantara dan Syera akan dijodohkan apabila mereka berdua sudah cukup umur untuk menikah. Bukan pada usia remaja yang seharusnya mereka isi dengan menempuh pendidikan.

“Dan misalkan okelah dinikahin nih, dijanjikan akan menikahkan kedua anaknya, kenapa di perjanjian itu gak sekalian menulis menikah di usia berapa gitu yang udah proper. (umur) 23 kek, 25, atau lulus kuliah lah,” ujar Rasyid sebagai reviewer film.

Pernikahan dini atau perjodohan remaja untuk menikah memang kerap terjadi di kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah. Namun berbeda di film Argantara, kedua tokoh utama yang dijodohkan diceritakan mempunyai keadaan ekonomi yang sangat baik, bukan merupakan rakyat jelata yang miskin. Hal itu yang membuat kisah yang ada di film rgantara dinilai tidak masuk akal untuk era modern saat ini.

“Karakternya ini orang kaya dan berpendidikan loh, gak make sense. Kecuali bapaknya Syera nih misal orang miskin banget terus dia bekerja sebagai pembantu atau sopir di rumah bapaknyaAargantara, dia gak punya power untuk melawan. Nah itu masih masuk akal,” jelasnya lagi.

Review film ini juga dinilai semakin buruk saat adegan Syera yang terkesan mendapat pengancaman terselubung oleh ayahnya sendiri ketika diminta untuk menikah dengan Argantara yang adalah ketua geng motor yang nakal di sekolahnya.

“(Menirukan adegan ayahnya Syera saat terbaring di rumah sakit) Gak apa-apa sayang kalau kamu gak mau menuruti permintaan ayah, tapi kalau kamu gak mau menuruti permintaan ayah kamu bikin ayah berdosa. Terus kamu akan menyesal pas ayah meninggal karena kamu gak mau menuruti ayah. Tapi gak apa-apa kamu bebas. Well orang tua br*ngsek!” tukasnya lagi.

Selain film yang menceritakan pernikahan ini dinilai sesat untuk diikuti para remaja, film Argantara juga mempunyai kelap-kelip pencahayaan yang berlebihan pada menit tertentu. Hal ini justru akan membahayakan penonton yang mengidap epilepsi dan menimbulkan efek pusing bagi yang melihat layar secara langsung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan