Arsitekturnya sangat kental dengan gaya eropa. Stasiun Padalarang menjadi saksi perkembangan perkeretaapian Indonesia yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda. Stasiun Padalarang didirikan sebagai jalur distribusi untuk memasok hasil bumi masyarakat priangan kala itu.
Akmal Firmansyah, Bandung Barat, Jabarekspres
Suara pengumuman dari speaker stasiun padalarang itu terdengar nyaring hingga ke luar. Spontan masyarakat yang sudah pegang tiket bergegas menuju kereta yang hendak berangkat.
“Kepada penumpang yang hendak pergi ke arah Gadobangkong-Cimahi-Bandung-Cimekar dan tujuan akhir Cicalengka hendak bersiap-siap kereta akan pergi berangkat sebentar lagi,” seru petugas diakhiri sirine yang menjadi ciri khasnya.
Di luar stasiun Padalarang suasana begitu riuh dan ramai. Tak jauh dari stasiun peninggalan zaman beanda itu terdapat pasar dan beberapa pedagang kaki lima yang perlu penataan.
Stasiun Padalarang kini sedang direvitalisasi, membuat penggunanya menjadi nyaman.
Apalagi rencananya stasiun ini akan diajukan menjadi Cagar Budaya tingkat Kabupaten sedang dikaji oleh dinas terkait.
Asep Diki Pamong Budaya Ahli Muda Subkoordinator Sejarah dan Cagar Budaya pada Disparbud Kabuaten Bandung Barat mengaku stasiun Padalarang baru direkomendasikan ke Bupati untuk di SK-kan jadi cagar budaya.
Melihat Stasiun Padalarang di Masa Lalu
Stasiun Padalarang kini sedang direnovasi menjadi stasiun kereta api modern. Bagi para penggunannya Stasiun ini tentunya banyak meninggakan kenangan mendalam.
Melansir buku Sudarsono, Kereta Api di Priangan Tempo Dulu (2014). Pada 1867 Hindia Belanda memberikan konsesi pertama perkeretaapian di pulau Jawa pada perusahaan swasta Verinigde Spoorwegbedrijf (VS) Nederlandsch Indische Spoorweg-Maatschappij (NIS).
Perusahaan itu ditugaskan untuk membangun jalan rel kereta api Semarang-Vorstenlanden- Wilhelm I yang diselesaikan 1870.
Tidak itu saja, pemerintah hindia belanda juga memerintahkan untuk membangun jalur rel keretaapi Bogor-Jakarta yang diselesaikan pada tahun 1873.
Dalam tulisaanya Sudarsono Katam juga mengatakan, perusahaan perkeretaapian milik negara pada zaman Hindia Belanda kemudian mulai berdiri 1875 dengan nama Staatsspoorwegen (SS).
SS pada waktu itu mulai membangun jalur rel kereta api dari Surabaya-Pasuruan Malang yang baru diresmikan pada tahun 1878.
Kemudian, pembangunan jaringan rel ke Priangan dibangun setelah SS membeli dari NISS berdasarkan Staadblad no.469 tahun 1913.