JABAR EKSPRES- Apabila kau gembira ketika diberi karunia oleh-Nya dan kecewa saat ditolak oleh-Nya simpulkan bahwa itu adalah bukti dari kekanak-kanakanmu dan ketidaktulusan penghambaan mu.
If when given something, the giving expands you, and if when depried of something, the deprivation contracts you, then take that as proof of you immaturity and the insincetity of your servanthood. (Ibnu Athaillah)
Dalam kehidupan, Allah telah menentukan beberapa keputusan, ada yang dirasa membahagiakan, ada pula yang dirasa mengecewakan. Namun apapun itu merupakan ketentuan yang terbaik.
Seseorang yang menghambakan dirinya kepada Allah dengan sungguh-sungguh, ia akan senantiasa menerima ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Baik dalam menerima ketetapan yang menyenangkan hati ataupun ketetapan yang mengecewakan hati.
Ketahuilah, semua yang terjadi dimuka bumi ini tidak pernah terlepas dari skenario-Nya. Dan sebaik-baik skenario adalah skenario Allah.
Kesalahan, kejahatan, kekecewaan, kesedihan, kebahagian, kesenangan dan lain sebagainya terjadi karna atas dasar kemauan-Nya.
Maka tak perlu resah hati dengan segala apa yang terjadi ! Baik yang menimpa diri itu kebahagian ataupun kesalahan tetaplah teguhkan hati untuk terus berserah diri kepada-Nya.
Apabila diantara kita masih ada yang pilih-pilih dari setiap ketentuan Allah, bahagia saat takdir yang menyenangkan hati tiba, dan kecewa saat takdir menyakiti hati tiba, itu sama saja seperti anak kecil yang bahagia saat dibelikan mainan yang diinginkannya, dan menangis saat dilarang untuk membeli mainan yang saat diinginkannya. Anak kecil itu tidak pernah berfikir dan memahami keputusan yang diberikan oleh orang tuanya. Ia tak pernah peduli dengan keadaan dan latar belakang mengapa orang tuanya berlaku seperti itu.
Maka janganlah seperti anak kecil yang tidak pernah memahami dan berpikir sama sekali dari segala ketentuan Allah.
Mulai belajar menerima dengan melapangkan hati dan bersabar diri terhadap apa yang telah dan akan terjadi. Karena seperti yang telah kita ketahui, ketentuan Allah merupakan keputusan yang terbaik.
Terakhir, Ibnu Athailah berkata, “tekad yang kuat tidak akan bisa menembus dinding takdir”.