Jabarekspres – Sedikitnya tiga warga di Kabupaten Bogor terpaksa diamankan oleh pihak berwajib, lantaran mereka menganut aliran sesat Ilmu kebatinan Ratu Adil Imam Mahdi.
Ketiganyasempat menjadi perbincangan warganet Ketika videonya viral di media sosial.
Dalam video tersebut seorang wanita tua mengenakan baju kuning kerudung warna pink mengatakan bahwa Imam Mahdi atau ratu Sunda sudah ada turun di wilayah Kutatandingan Karawang.
Usai viralnya video tersebut, ketiga orang tersebut menjalani pemeriksaan mendalam di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bogor bersama Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Polres Bogor.
Ketiga orang yang ada dalam video, yakni Warsah bersama suaminya, Rosid dan satu orang lainnya Nuri.
Mereka mengaku tidak akan mengulangi lagi perbuatannya tersebut. Kemudian ketiga ini mengucapkan kembali syahadat ajaran Islam dan bertaubat.
“Waktu video kemarin saya mengaku Ratu Adil, Imam Mahdi, Ratu Sunda, sekarang saya engga sekali kali lagi ngelakuin yang itu, saya minta maaf yang sebesar-besarnya, ” Kata Warsah.
Perwakilan MUI Kabupaten Bogor, KH Agus Mulyana menyebut, aliran kebatinan itu dianggap sesat lantaran apa yang dijalankan tiga orang itu tidak sesuai dengan ajaran agama islam.
“Keyakinannya dengan syahadat yang berbeda. Harusnya Ashadu anlaailaaha illalah, wa asyhadu Anna Muhammada rasulullah, diganti dengan wa asshadu Anna al imam mahdi habibullah akhiru zaman,” kata KH Agus, Kamis (8/12).
Dalam aliran tersebut juga diyakini kewajiban sholat hanya dilakukan dua kali dalam sehari. Berbeda dengan aliran Islam yang benar.
Selain itu dalam menjalankan ibadah sholat mereka tidak melakukan lima waktu. Tapi hanya dua waktu saja. Yaitu, pagi dan sore.
‘’Banyak hal yang berbeda termasuk poin-poin aliran yang keluar dari ajaran agama islam, tapi sudah mengakui memohon maaf dan berjanji tidak akan kembali melakukan itu,” lanjutnya.
Lebih lanjut, kata KH Agus, mengatakan, tiga orang warga Kabupaten Bogor itu tidak tiba-tiba membuat aliran tersebut. Namun, mereka hanya mengikuti aliran tersebut dari orang-orang sebelum mereka.