“Diam itu emas” adalah sebuah pepatah yang sudah tidak asing kita dengar. Sudah banyak orang yang tau bahwa diam lebih baik dari pada banyak bicara. Namun masih sedikit orang yang mengaplikasikannya.
Hal ini telah Diungkapkan oleh ali bin abi thalib, ia tidak pernah menyesali apapun, kecuali menyesali perkataannya. Perkataan itu berhubungan dengan ilmu komunikasi, Maka dari itu, kita perlu belajar komunikasi agar perkataan tidak dilontarkan dengan sembarang.
Maka menurut Syekh Ibrahim yang disampaikan kepada Abu Ishaq Alfajari, bahwa ada 4 jenis perkataan yang harus benar-benar diperhatikan agar komunikasi kita tetap aman.
Yang pertama, ada perkataan yang bermanfaat, namun besar resikonya. Seperti orang yg ingin menasihati temanya namun tidak tau cara penyampainya. Hal itu bermamfaat, namun ditakutkan salah penyampaian sehingga membuat temanya tersinggung dan tidak tersampaikan hikmahnya. Akhirnya bukan malah menjadi berubah namun malah menjadi masalah. Nah, jenis perkataan ini lebih baik ditinggalkan, dan lebih baik diserahkan kepada yang lebih mampu dan lebih berwenang.
Yang kedua, perkataan yang tidak bermanfaat, namun juga tidak memiliki resiko. Seperti gurauan, atau obrolan-obrolan yang ringan. Perkataan yang ini tidak apa-apa jika sesekali dilontarkan. Namun harus tetap tau takaran juga membaca situasi kondisi, apakah perkataan itu pantas atau tidak untuk dilontarkan.
Yang ketiga, perkataan yang tidak bermanfaat dan memiliki resiko besar. Jenis perkataan ini adalah jenis yang sangat berbahaya dan wajib dihindari, karena untuk apa jika manfaatnya nya saja tidak ada dan malah menimbulkan resiko. Contohnya seperti menghina, menggunjing, mengumpat, menggibah dan lain sebagainya.
Yang terakhir, ada perkataan yang banyak manfaatnya dan tidak memiliki resiko. Jenis perkataan inilah yang harus kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Memilih untuk hanya berbicara yang bermanfaat saja dan tidak ada resikonya.
Maka dalam islam muncul istilah qoulan ma’rufa dan qoulan syadida. Qaulan ma’rufa adalah prinsip pertuturan komunikasi islam yang memiliki arti perkataan yang baik, perkataan yang sopan, halus, indah, benar, penuh penghargaan, dan menyenangkan, serta sesuai dengan hukum dan logika. Sedangkan Qaulan sadida dapat diartikan sebagai suatu perkataan yang benar, jujur, lurus, tidak sombong, tidak berbelit-belit.