Lalu, di mana peran guru sekarang? Inilah tantangan kita bagaimana perkembangan teknologi harus dioptimalkan sedemikian rupa. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar yang harus dijiplak sedemikian, akan tetapi menjadi fasilitator membuka dunia.
Kata Kunci Menulis dan Membaca
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mau tidak mau harus dihadapi dengan aktivitas indah, yaitu literasi membaca dan menulis. Dua kegiatan ini tidak bisa dipisahkan jika tidak mau tersisihkan dalam pencaturan abad ke-21 ini. Walaupun toh belakangan ini gerakan membaca bangsa kita masih jauh dibandingkan dengan bangsa lain, apalagi menulis.
Belakangan ini penulis terhenyak dengan tulisan di sebuah harian yang mengatakan, bahwa mahasiswa kita, bahkan tidak sedikit di atasnya ketika membuat skripsi sering jalan pintas. Baik sebagai plagiator atau cukup merogoh kocek membeli di “pabrik” skripsi yang belakangan ini menjamur. Sangat tragis, bukan!
Dibalik kegundahan ini penulis pun mendapat angin kesegaran. Apa pasalnya? Anak-anak kelas 1 SD di mana penulis mengajar begitu piawai menulis! Ya, menulis menjadi habit yang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas belajar. Setiap hari mereka begitu tekun menulis tentang pengalamannya. Terutama kegiatan selama di sekolah dari pukul 07.30 sampai pukul 13.00.
Beragam cerita yang mereka tulis. Mulai dari masuk sekolah, mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM), istirahat, wudhu, sholat berjamaah, dan beragam tulisan lainnya. Ada yang menulisnya dengan waktu yang tersusun. Namun tidak sedikit mereka menulisnya dalam bentuk cerita. Misalnya begini, hari ini aku senang sekali. Ya, aku senang karena aku bertemu dengan teman-teman dan guruku di sekolah. Ada Faza yang badannya besar. Ada Wildan yang badannya kecil tapi senyum aja. Ada Ajeng temanku ketika di TK. Aku juga senang kalau istirahat. Habis kalau istirahat makannya suka sama-sama. Habis istirahat tak lupa aku mencuci tangan. Lalu bermain ayun-ayunan. Lalu aku belajar lagi sama bu guru dan pak guru di kelas. Eh enggak terasa suara adan di mesjid terdengar. Lalu Pak Sonny dan Bu Rida ngasih tahu agar cepat-cepat berwudu untuk sholat berjamaah. Habis itu aku dan teman-teman siap untuk pulang.