Kinerja Ekonomi Jawa Barat Masih Tumbuh Kuat
Perekonomian Jawa Barat Triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 6,07 persen (yoy). Perekonomian Jawa Barat berdasarkan PDRB (ADHB) Triwulan III 2022 sebesar Rp616,18 triliun dan (ADHK) sebesar Rp400,35 triliun. Berdasarkan pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 17,31 persen. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Pendidikan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,58 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Barat Oktober sebesar 100,83 naik 0,37 sedangkan Nila Tukar Nelayan (NTN) Oktober 2022 sebesar 108,59 turun 0,42. Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Barat Agustus 2022 sebesar 8,31 persen (yoy) atau 2,13 Jt turun 1,51 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Jawa Barat Januari-September 2022 mencapai US$ 29,37 miliar atau meningkat 19,07 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Demikian juga ekspor Nonmigas mencapai US$ 29,11 miliar atau meningkat 18,65 persen. Nilai impor menurut golongan penggunaan, baik barang konsumsi, bahan baku/penolong, serta barang modal selama September 2022 mengalami kenaikan dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 39,21 persen, 8,23 persen, dan 28,65 persen.
Peran APBN sebagai Shock Absorber
Kinerja baik APBN berlanjut hingga Oktober 2022. APBN hadir di masyarakat, melalui belanja negara dan pembiayaan investasi yang terakselerasi. APBN Jawa Barat s.d. Oktober 2022 mencatat Surplus sebesar Rp30,65 triliun. Pendapatan Negara dengan tumbuh sebesar 37,31 persen atau dengan nominal sebesar Rp123,03 T yang didorong oleh peningkatan realisasi penerimaan dalam negeri terutama PPh, PPN dan PPnBM, Cukai, Bea Masuk serta PNBP. Kerja keras APBN melalui Belanja Negara sebagai shock absorber berfungsi melindungi masyarakat, mendukung sektor prioritas dan mendorong pemulihan ekonomi.
Realisasi Belanja Negara mencapai Rp92,38 T atau 81,63 persen dari target APBN lebih baik dari tahun 2021 yang mencapai 79,65 persen. Realisasi belanja Pemerintah Pusat tercatat sebesar 69,19% dari total pagu. Realisasi terbesar terdapat pada Belanja Pegawai sebesar Rp15,34 T atau 80,31%, Belanja Sosial untuk bulan Oktober 2022 yang tumbuh tinggi realisasinya sebesar 51,48%.
Peran APBN sebagai shock absorber di tengah peningkatan dampak risiko global juga ditunjukkan oleh penyaluran program perlindungan sosial tambahan, yaitu berupa Bantuan Langsung Tunai BBM (BLT BBM) dan Bantuan Subsidi Upah (BSU). Bantuan tambahan tersebut melengkapi program perlinsos yang sudah ada sebelumnya seperti Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, BLT Minyak Goreng, Bantuan Tunai PKL WN, Subsidi Bunga KUR, dan BLT Desa.