BANDUNG – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (PPA DP3AKB ) Jawa Barat mengungkapkan kondisi psikologis anak yang menjadi korban gempa Cianjur telah berangsur membaik. Namun, gempa susulan masih menghatui psikis anak-anak.
Kepala UPTD PPA DP3AKB Jabar, Anjar Yusdinar mengatakan, anak-anak yang menjadi korban gempa bumi kini sudah mulai berinteraksi dengan para relawan. Walaupun masih dihantui dengan kejadian gempa susulan.
“Meski datanya memang belum dapat lengkap (korban anak yang trauma),, tapi sedikitnya anak-anak ini sudah mulai terhibur, sudah mulai mau bermain lagi sama relawan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Selasa 29 November 2022.
Anjar menambahkan, proses pemulihan psikis korban belum bisa dipastikan. Pasalnya, dia menyebut, dengan banyaknya gempa susulan yang sering terjadi telah membuat para korban tersebut kembali trauma.
“Karena masih ada gempa susulan, itu membuat warga (korban) masih ketakutan untuk kembali ke rumah. Nah itu yang perlu kita tangani,” katanya.
Sementara untuk proses penanganan sendiri, Anjar mengaku bahwa kini telah dilakukan di 17 kecamatan yang terdampak oleh gempa bumi.
“Jadi laporan sementara sudah ada di 17 kecamatan. Mereka tugasnya dibagi-bagi, ada yang diisi sama relawan dari organisasi kemasyarakatan, ada juga dari pemerintah atau organisasi lain. Dari yang kita kunjungi, anak-anak ini merasa senang dan terhibur,” pungkasnya
Untuk diketahui, Gempa bumi dengan kekuatan 6,5 Sekala Richter (SR) telah terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022. Dari gempa tersebut, diketahui juga telah menyebabkan banyak korban baik luka-luka maupun meninggal dunia. (san)