“Tapi pelatih waktu itu kasih saran buat fokus ke panjat tebing aja dan akhirnya aku stay di panjat tebing,” lanjut Mira.
Dia mengatakan, olahraga lain pun sudah pernah digelutinya, namun karena kecintaan serta minatnya di panjat tebing, sehingga fokusnya terus dilakoni hingga berkarir menjadi atlet mewakili Kabupaten Bandung.
Mira memaparkan, dalam perjalanannya meniti karir di olahraga panjat tebing sampai menjadi atlet, dilalui dengan upaya yang dinilai sangat berat.
“Kalau di bahasa Sunda itu bisa dibilang mèurih (perih/bersusah payah), karena aku setiap latihan itu enggak ada kendaraan buat kesana-kesininya jadi susah,” paparnya.
Sesi latihan yang sanggup diikuti Mira hanya ketika lokasi di daerah Soreang, sementara di luar daerah menurutnya menjadi kendala dan tantangan yang harus dilewati sebagai proses pembentukan diri.
“Jadi kalau ada temen yang bawa kendaraan aku ikut nebeng, kalau enggak ada yang kosong aku naik angkutan umum,” tuturnya.
“Kalau latihannya daerah sini masih mending, karena masih deket rumah di Soreang, bisa pake angkutan umum. Tapi kalau latihannya di tempat lain yang jauh itu aku susah buat ikutnya,” tambah Mira.
Ataa usaha dan doa, Dia mengaku, target berikutnya sebagai atlet panjat tebing, yakni ingin meningkatkan kemampuan dan pengalaman dengan mengikuti berbagai kompetisi lainnya.
“Harapannya ke depan, kompetisi yang aku ikuti enggak cuma mewakili Kabupaten Bandung, tapi juga mewakili tingkat Provinsi (Jawa Barat) bahkan tingkat Nasional,” katanya.
“Semoga cabor panjat tebing bisa semakin diminati biar banyak calon atlet dan semoga panjat tebing ini bisa semakin mendapat dukungan,” pungkas Mira. (Bas)