Peran aktif dengan memberdayakan dan mendorong UMKM untuk terus tumbuh maka akan membuka dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
‘’Ini mengingat 97% lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari segmen UMKM,” ujar Sunarso.
Keberhasilan dalam menjalankan fungsi intermediasi mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL secara konsolidasian yang manageable di level 3,09%.
Di sisi lain, menyiapkan pencadangan yang cukup sebagai langkah antisipatif. NPL Coverage ercatat sebesar 278,79%, dimana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal III tahun lalu yang sebesar 252,86%.
Kemampuan dalam menjaga kualitas asset juga tercermin dari terus menurunnya tren Loan at Risk (LAR).
Hingga akhir Kuartal III 2022 tercatat LAR sebesar 19,28%, turun dibandingkan dengan LAR pada Kuartal III 2021 sebesar 25,62%.
Dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), berhasil mencatatkan kinerja positif. Hingga akhir Kuartal III 2022, DPK BRI tercatat tumbuh positif menjadi Rp.1.139,77 triliun.
Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, dimana secara year on year meningkat sebesar 10,22%. Apabila dirinci, Giro tercatat tumbuh 18,99% dan Tabungan tumbuh 6,37%.
Secara umum saat ini proporsi CASA BRI konsolidasian tercatat 65,43%, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,60%.
Hal tersebut memberikan dampak positif diantaranya dari beban bunga yang tercatat menurun sebesar 9,12% secara yoy, dan biaya dana (Cost of Fund) secara konsolidasian juga terus turun menjadi sebesar 1,94%. (yan).